BUBBLE LIGHT

Erniwati
Chapter #23

Prolog

Sekarang pukul sebelas malam. Aku dan Lee duduk di bench chair trotoar, tempat pertama kami berkenalan. Tempat di mana untuk pertama kalinya dia tersenyum, bahkan tertawa denganku. Sejak malam itu, aku menggugurkan gelarnya sebagai vampir kutub yang telah kusematkan pada dirinya selama tiga bulan. Setelahnya, kami sering menunggu tengah malam di sini.

Temaramnya sinar bulan pun hadir di antara kami. Bulan itu seakan tahu kalau Lee lebih menyukainya daripada siang dengan segala kenikmatannya.

Tangan kurus Lee menggenggam erat jemariku. Mata sipitnya yang kemerahan, menatapku lembut. “Li, seberapa yakin kamu mau menghabiskan sisa hidupmu bersama manusia aneh sepertiku?” Suaranya lirih dan menenangkan seperti biasa. 

Aku membalas tatapannya sembari tersenyum simpul

“Seyakin kamu mau menghabiskan hidup kamu untuk bersama dengan makhluk berotak cetek seperti aku, Lee.”

Kami tertawa bareng dan mempererat genggaman tangan. Mata kami pun masih saling berpandangan. “Apa kamu tahu, Li? Selamanya aku nggak akan bisa menemanimu jogging di bawah hangatnya mentari, ataupun membantumu mencari cincin jatuh di malam hari?”

Oh Tuhan, kenapa Jakarta lebih panas dari biasanya, ya?! Padahal, aku baru saja melepas jaket, setelah seharian kedinginan di ruangan ber-AC. Kenapa juga, Lee lebih waras dari biasanya? Hingga membuatku merasa aneh begini?

Lihat selengkapnya