Ini adalah kesempatan terakhirku untuk menyelesaikan semuanya,dan kali ini harus berhasil.Aku tak ingin lagi menjadi pecundang yang melarikan diri lagi ,rasanya percuma saja, seberapa jauhpun aku mencoba kabur,Luka itu akan tetap membuntuti setiap jejakku
"Hei Anna? Cepat kau sudah di tunggu nih " Khesya menggerutu dari balik pintu ,aku mengangguk dan tersenyum
"Baiklah aku segera datang". "Cepat kau kira siapa yang ditunggu dari tadi". Khesya pergi sambil menggerutu,mulutnya komat-kamit seperti Mbah dukun baca mantra
'Vino tunggu aku ya ,aku pasti akan memperbaiki semuanya ' sambil mengeluarkan diary biru itu aku mengepalkan tangan ,selesai aku berucap sang kakek dewa tiba-tiba sudah berada di belakang ku saja ,dan seperti biasa saat kehadirannya ,waktu sekalipun akan menghormati nya dengan diam
"Berapa kali pun aku melihatnya aku selalu takjub dengan kekuatan anda yang bisa menghentikan waktu" ucapku sambil menoleh menatap kakek dewa
"Anna ..kau tahu maksud kedatangan ku bukan? " "Tentu saja kek,ini kesempatan terakhirku bukan ? " ucapku sambil menelan ludah
".......ini memang kesempatan terakhirmu lalu semuanya akan....akan...". "Tidak perlu khawatir kek ,saat semesta memilihku saja aku sudah merasa bahagia sekali dan dari awal bukankah Anda sudah memberitahu resiko nya "
Kakek Dewa terdiam,ia mengalihkan pandangan ke arah taman
"Aku pasti berhasil kek,tenang saja semua masalah ini akan selesai walaupun nyawa taruhannya "
"Hoh...baiklah kalau begitu aku mempercayai mu ...pergilah dan kalahkan sang takdir " Kakek Dewa kembali memandangku dengan sorot matanya yang tajam namun hangat
Sepersekian detik ,diary biru itu mengambang ke langit dan menjelma menjadi sebuah portal hitam ,aku segera berlari
' Kali ini takdir yang terjadi akan kuubah semuanya' gumamku sebelum melompat meninggalkan sang Kakek Dewa yang melambaikan tangannya
"Waktu akan terus berjalan ,tak ada yang bisa menghentikannya kecuali semesta berkehendak ,dan kini kau mendapatkan kepercayaan semesta untuk mengubah takdirmu sendiri ,apa pilihanmu?" Aku masih ingat perkataan Kakek Dewa dulu saat ia hadir dan menyampaikan pesan semesta ,dalam jurang keputusasaan dan mendapat sebuah kesempatan tentu tidak akan kusia-siakan , aku harus mengubah semuanya walaupun nyawa adalah taruhannya. Aku sadar dulu bukan waktu dan takdir yang dengan kejam memisahkan dia dariku, tapi karena ego lah semuanya menjadi seperti ini. Maka aku kembali untuk membunuh ego yang sudah terlalu besar itu.
**************************************
1 Oktober 2020...
Awan hitam berarak-arak menyapu jingganya senja, angin dingin mulai berhembus kencang menerbangkan dedaunan kering sesaat. Lampu-lampu jalan mulai hidup, orang-orang mulai belum kalian takkala rintik hujan mulai jatuh. Aku mengamati semuanya itu dari balik jendela lantai 2 kamarku,sambil memegang erat diary biru dan mencoba mengkaji apa yang telah terjadi.
Sudah 7 hari semenjak kecelakaan di tengah hujan deras itu merenggut nyawa Vino,sosok lelaki yang pernah ku bunuh dengan pisau yang bernama harapan.saat pertama yang muncul di kehidupanku dan mulai mengusik hari-hariku aku merasa jengkel, bahagia, marah semuanya bercampur aduk dan bahkan sampai-sampai aku tidak mengenali perasaanku sendiri tapi, karena rasa takut aku sampai menyangkal bahwa akar dari semua ini adalah cinta.
Kini telah pergi menghadap sang khalik, meninggalkan aku yang baru menyadari bahwa hatiku telah dicuri tapi percuma yang telah pergi dan takkan kembali. Pemakaman nya kemarin bahkan hujan mengantarkan kepergiannya ,aku hanya bisa membisu takkala tanah mulai menutupi peti nya.