"hei kenapa melamun" sebuah tangan menepuk lenganku ,aku tersadar dan langsung menoleh
"Oh maaf Anna aku melamun tadi" aku tersenyum ,tapi raut wajah Anna berubah
"Darimana kau tahu namaku?" Keningnya berkerut ,lirikan matanya seperti menyelidiki wajahku. Betul juga aku kan sedang berada di tubuh Vino dan kami juga belum berkenalan.
"Itu ...itu...karena emm aku..aku pernah dengar tentangmu " lidahku bersilat dengan sendirinya.
"Darimana kau tahu aku saja baru seminggu di Medan ! " Ups....lagi-lagi aku terjebak dengan keadaan.
"Ah soal itu aku ...kenal ayahmu ..haha" aku mencoba menutupi kecanggungan ini dengan tersenyum .
Diriku disana nampak masih ragu. " hei kau penyuka bunga ya?" Tanyaku mencoba mengalihkan pembicaraan ini.Anna menoleh ke belakang nya yang penuh dengan bunga tanaman Tante Riana.
"Tidak sebenarnya aku tidak suka ,hanya saja itu bibit bunga kesukaan nenekku"
"Oh begitu toh " aku mengangguk-angguk ,
"Boleh tahu nama mu siapa?" Anna mengulurkan tangannya.
"Oh tentu....Rihan...maksudku vino Aldegra" hampir saja aku salah mengucap lagi.
"Vino ya ...bagaimana upayamu mengganti pagar kami" genggaman Anna tiba-tiba mengerat ,dan itu sakit...
"Aduh.." rintihku "maaf ..." Anna melepas tangannya sambil tersenyum ,ternyata benar diriku memang monster salah badan seperti julukan pemberian Vino dulu.
"Emm soal itu ...." Aku mengeluarkan Ktp dan menyerahkan ke tangan Anna .
Derrrr...hp kembali berdering. " ah siapa lagi ini " gerutuku,kuambil hp dan membuka file yang terkirim ke email. 'hemm sebuah video dan judulnya... Hasil pertarungan ?'
"Gilaaa !" Teriakku spontan saat video berputar , video itu berisi pertarungan antar 2 pria yang berbeda fisik yang signifikan , satu tinggi besar dan kekar sementara yang satu lumayan tinggi tapi bodynya seperti binaraga.pertarungan tangan kosong yang penuh darah ...dan lagi bukankah pria yang mengangkat tangan tanda kemenangan itu Sebastian?.
"Ada apa ?" Anna menghampiriku dan nampak di wajahnya dia kebingungan ,aku meminta maaf sekali lagi padanya dan segera memberikan nomor kontak lalu segera pergi , aku khawatir Sebastian ,si anak bodoh itu akan tertimpa masalah lebih lagi.
Kuhidupkan mesin motor dan memberi senyum pada diriku disana yang keheranan.
************************************