Bucin

Sergio Purba
Chapter #4

π•°π–•π–Žπ–˜π–”π–‰π–Š #4 : π•Ύπ–Šπ–‡π–†π–˜π–™π–Žπ–†π–“ π•²π–šπ–“π–†π–œπ–†π–“

Sebastian gunawan aku mengenalnya saat hari pertama aku menginjak kaki di sekolah ini, SMA Tunas Bangsa,tepat 3 hari setelah perjumpaan ku dengan Vino.aku kebetulan berpapasan dengannya saat melewati pintu gerbang orangnya tinggi, memakai kacamata, berambut cepak, dan wajahnya terbilang tampan.pesonanya seakan membius kaum hawa yang memandangnya bak barang langka, tapi tatapannya begitu dingin dan menusuk seolah berada di dekat sebuah bongkahan gletser,aku memilih memalingkan muka saat mata kami beradu.

"Woi cewek ,cantik juga kau ya!"sekumpulan pria berseragam SMA sedang duduk di area parkir sambil mengawasi wajah-wajah siswa yang melewati mereka menurutku sih itu adalah senior di sekolah ini, sedang melihat wajah-wajah baru.

"Oi kau tengok sikitlah kalau awak cakap" salah satu sendiri itu membentak dengan nada keras medannya, tapi aku hanya berlalu dan tak menghiraukannya.

"Sombong kali bah" kata-kata mereka masih terdengar walau aku sudah berjalan agak jauh dan lagi-lagi aku tak menghiraukannya. 10 langkah kemudian aku berada di lapangan, semua siswa baru sudah dikumpulkan, mereka nampak memakai bet nama aneh ,rambut perempuan yang dikuncir 2 seperti penggambaran wanita desa dalam sebuah film.

aku bergegas untuk menuju kantor maksudku ingin melaporkan bahwa palsu siswa pindahan tetapi

"Ei ngapain disitu aja kau ,cepat baris! Uda terlambat kau jalan santai pula" suara perempuan menghardik, aku menoleh mendapati sosok wanita paruh baya dan berkacamata besar ,dan lagi ia nampaknya berbicara padaku.

Aku hanya maju dan mengiyakan, padahal dalam hati aku bertanya apakah sekolah di Medan murid pindahan juga ikut ya? . Aku berdiri paling belakang,seperti kebanyakan kegiatan MOS yang kadang unsur yang menyiksa kami dijemur dibawah terik matahari yang menyengat aku kadang bingung dengan sistem upah di Indonesia bukan yang memperkenalkan lingkungan sekolah dengan benang yg dipakai acara gak jelas.

"Siap gerak!" suara tinggi seorang pria memberi aba-aba dan seketika para murid berdiri Komang aku mengikutinya dengan malas dan akan terkejutnya aku saat melihat pemilik suara itu bukankah itu orang yang menabrak pagar ke seminggu yang lalu?.

"hai semua Komang perkenalkan namaku Vino ketua MOS kali ini, intinya aku tidak mau berbicara banyak yang penting kita easy going aja ya jangan dibawa tegang kami para senior tidak gigit kok" ia selesai berucap dan menyerahkan mic pada wanita tadi

".......perkenalkan Siska Irmawati , wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, pesan saya di mos sekali ini ada dua yang pertama hindari berbicara cukup panjang dengan senior kalian yang bernama Vino ini...."

"Hahahaha" suara tawa senior yang menonton dari arah belakang buat Fino bereaksi.

"Jangan gitu Bu nanti aku jomblo seumur hidup lo.."

"dan yang kedua semoga kalian tidak gila di ruangan yang dikepalai nak Vino, sekian" kali ini tawa para senior pecah kembali, dan aku bertanya-tanya ada apa dengan orang ini sampai-sampai guru berkata seperti itu?.

selesai wejangan dari kepala sekolah dan senior-senior yang penting, kami di bagian kelompok dan disuruh masuk kelas sesuai kelompok yang telah dibagi, akhirnya aku memasuki kelas yang berada paling ujung,kamu disuruh untuk duduk berpasang-pasangan dan perintahnya sendiri berasal dari Vino sang kepala ruangan.

para kakak kelas itu memperkenalkan diri, dan untuk kedua kalinya aku kaget ternyata pria tadi adalah wakil kepala ruangan ini.ruangan ini dikepalai oleh Vino, wakilnya Sebastian, diikuti oleh Desi, Siska, Tasya, dan John.

"Baiklah sebutkan nama dan cita-cita kalian"ujar siswa yang bernama Siska sambil melihat daftar nama kelas, semuanya pergerakan diri satu persatu dan saat tiba giliranku mereka tampak heran dan saling berbisik Vino yang pertama kali bertemu pandang dengan ku nampak lebih terkejut.

" Kau kan? "

"Iya itu aku..."tanpa banyak basa-basi lagi aku langsung tahu apa yang akan ditanyakan oleh Nya.

"Haha padahal hari ini aku bermaksud akan ke rumahmu dan meminta ktp-ku,selama ini aku sibuk jadi langsung transfer saja , tapi ternyata kita bertemu di sini"

Astaga .... Aku lupa, dua hari yang lalu aku kehilangan KTP dia.

"Apakah kau bawa KTPnya?" Vino maju dan menghampiri ku

"Emmmm...soal itu bisa kau jemput ke rumah saja "

"Hooh..ok" senior lainnya seperti terheran, mungkin pertanyaan di benak mereka bagaimana aku bisa mengenal orang ini? .

********************************

Hari pertama MOS pun diisi dengan kegiatan seperti kebanyakan Mos yang sudah kujalani , permainan permainan tepuk tangan seperti permainan anak-anak, permainan konsentrasi ,dan bahkan permainan yang mengharuskan coret-coret wajah sana-sini.

Lihat selengkapnya