"hei jawab aku berandalan!" Sebastian menarik kerah leher ,yang membuatku tersadar dari memori 3 bulan lalu.
"Ah ...kau bercanda pasti kan? " Aku menepis tangannya.
"Aku sudah muak sialan ,sampai kapan aku harus berakting sebagai anak culun di sekolah?" Sebastian menggerutu dan melayangkan tinjunya ke tembok beberapa kali.
'Apa maksudnya?' aku bertanya-tanya dalam hati berarti dia itu bukanlah anak lemah seperti pikiranku ,aku kembali ke kejadian 3 bulan lalu saat aku dan Vino pertama bertemu ,jadi kejadian waktu itu,saat super senior sampah itu menghajarnya ,dia hanya pura-pura?
"Maaf aku tadi bercanda saja !tapi wajahmu kenapa seperti wajah yang putus asa?" Sebastian nampaknya sudah puas menghajar tembok bisu itu .
"Oh tidak mungkin aku hanya kelelahan saja tadi " Sebastian mendekat dan membisikkan sesuatu" Kita sudah menghancurkan banyak geng di daerah Medan ini kini yang tersisa hanya tinggal 3 dan paling kuat pula ,mungkin sudah saatnya pistolku beraksi" i
Pistol? Yang boleh memakai benda berbahaya itu bukannya polisi ? Atau organisasi yang memang bergerak di bidang itu,atau Sebastian membelinya di pasar gelap? .
"Memangnya kau punya pistol?" Aku bertanya sambil berbisik .
"Hoi bodoh apa gara-gara aku berpura-pura jadi anak culun satu tahun di sekolah membuat kau lupa aku ini polisi?".bisiknya balik
Sebastian ?polisi? Memang postur badannya bagus tapi tak pernah Kusangka anak yang terlihat begitu lemah ternyata seorang polisi?
"Tapi sampai sekarang keberadaan para pemain palsu itu belum kelihatan sama sekali" Sebastian menggerutu ,ia mengepalkan tinjunya dan menghampiri tubuh pria besar yang terkapar disana .
"Bangun Rangga! Kau harus jelaskan semua, apa benar kau adalah orang dari pemain palsu yang menyusup kemari?" Sebastian berbicara sambil menginjak perut Rangga .
"Aku tahu kau sudah bangun ,apa mau kubuat lebih sakit lagi?"
Rangga bangun dan duduk di lantai ,ia menatap wajah Sebastian tapi buru-buru dialihkannya pandangan kembali,wajar saja tak perlu melihat wajahnya pun aku bisa melihat aura dari Sebastian yang begitu penuh nafsu membunuh.
"Sayang sekali tapi aku bukan penyusup" Rangga membuka suaranya
"Jadi kenapa kau menantang perebutan jabatan ketua? "
"Kalau mengikuti peraturan aku harus menantang nomor urut 2 organisasi sebelum ketua kan? Aku hanya ingin....tahu...apa kau sekuat itu untuk posisi ke 2?"
"Jadi..." Sebastian mencengkram leher Rangga sambil tersenyum kecil .
"Jadi ? Bagaimana menurutmu?"
Rangga menunduk ia tampak merasa bersalah , " kau layak "
"Aku mendapat informasi bahwa salah satu dari lima pilar organisasi kita adalah penyusup....." Sebastian menghampiri ku lagi dan berbisik.
Sebenarnya aku bingung apa itu Rich Player ? 3 bulan kami kenalan saja aku tak pernah tahu bahwa Vino punya geng sendiri ,yang kuingat hanyalah kami bertiga sering terlibat adu tinju dengan geng sekitar sini .
"Jadi bagaimana ? Apa kita harus mencek mereka satu persatu? " Sebastian memasang hawa membunuhnya lagi dan saat itu aku menyadari ada rahasia yang lebih besar disembunyikan mereka berdua dariku .
*********************************
Ting ..Ting...Ting... Suara alarm yang keras membuat diriku seperti terbangun dari sebuah mimpi ,aku menatap badan sejenak dan berlari ke cermin .