Buka-Bukaan Dunia Tambang

Mizan Publishing
Chapter #1

Sustainable Mining Bootcamp sebagai Media Converage PT Newmont by Eko Budi W.

Kata Pengantar

Are blogs and twitter hijacking Journalism? Sebuah pertanyaan Mary Cross (2011) mungkin terdengar sederhana, tetapi jawaban dari pertanyaan tersebut tidak sesederhana yang dibayangkan. Media tradisional, kini tidak lagi menjadi satu-satunya saluran dalam menggali informasi. Juga, praktik jurnalisme dengan dukungan institusi media mainstream yang telah berusia berabad lamanya seperti mulai mendapat persaingan dari blogger yang hanya seorang diri dalam hal publikasi peristiwa. Perkembangan teknologi informasi dan perangkat pintar, seperti smartphone, tab, atau portable camera seperti menjadi kebutuhan kekinian bagi masyarakat di era informasi. Hanya saja, di tangan blogger, perangkat pintar tersebut menjadi “senjata” untuk merekam pengalaman mereka, ketika berinteraksi dan menyaksikan sebuah peristiwa. Rekaman itulah yang nantinya akan diunggah di blog masing-masing dan dalam hitungan detik akan tersebar (share) ke seluruh dunia tanpa mengenal batasan geografis. Lalu, komentar yang datang dari pengunjung menjadikan konten blog sebagai bahan perbincangan (trending topic) di dunia maya.

Pertanyaan selanjutnya adalah mengapa blogger sebagai pesaing menjadi lebih menarik untuk diuraikan. Setidaknya, saya mencatat ada beberapa alasan untuk ini. Pertama, peristiwa yang ditulis dan dipublikasikan di blog cenderung lebih detail dan beragam jenis. Media tradisional memiliki banyak batasan, jumlah kolom atau durasi tayang adalah dua di antaranya, belum lagi struktur organisasi redaksi yang akan menyeleksi laporan mana yang layak atau tidak untuk ditayangkan. Blog bisa dikatakan hampir tidak terbatas, baik dalam hal kapasitas konten maupun masa tayang. Peristiwa yang diunggah oleh blogger juga cenderung beragam mulai dari teks, audio, bahkan audio visual.

Kedua, sudut pandang personal lebih mengandalkan pengalaman pribadi blogger itu sendiri. Meski masuknya opini tidak bisa dihindari dalam tulisan di blog, namun salah satu kekuatan dari “naik daun”-nya blogger adalah dia membagi pengalaman mereka kepada pembaca lain yang sebagian besar bisa jadi adalah blogger juga. Teknik bercerita dari sudut pandang orang pertama ini yang merupakan kekuatan dari seorang blogger.

Ketiga, ada semacam pergeseran kepercayaan terhadap sumber informasi dari media tradisional ke media alternatif digital, seperti blog atau media sosial pada umumnya. Khalayak tidak lagi sekadar menjadi pembaca atau penonton semata. Khalayak telah bertransformasi dari konsumen media menjadi sekaligus produsen konten media. Kondisi ini membawa semacam contact comfort di mana sumber informasi itu bukan lagi tergantung pada nama besar institusi media melainkan siapa yang memberikan informasi tersebut (Blossom, 2009; Tuten, 2008).

Sebagai seorang akademisi media siber (cybermedia) yang kebetulan juga blogger, buku Buka-bukaan Dunia Tambang ini menjadi salah satu buku langka yang merekam jejak pengalaman blogger-blogger dalam agenda Sustainable Mining Bootcamp. Program ini diselenggarakan oleh PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) di Batu Hijau, Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat, yang mengajak blogger melihat langsung bagaimana perusahaan ini menambang, melakukan CSR dan reklamasi lingkungan area pertambangan secara cumacuma. Kelangkaan itu akan terlihat dari beragam cerita di seputar kegiatan tersebut yang pada awalnya terpublikasi di blog masing-masing peserta.

Misalnya, bagaimana serunya menyantap hidangan di ruang makan, pengalaman menaiki haul truck yang setinggi 7 meter, maupun foto narsis bersama anak-anak SD Negeri Tongo.

Cerita dari 16 peserta bootcamp ini, seperti menyajikan 16 menu sajian yang berbeda di buku ini. Sebuah model tulisan—yang rasa-rasanya—jarang dijumpai di media mainstream. Sebab, ada kecenderungan blogger tidak terikat dengan pakem-pakem tertentu selayaknya jurnalis di media mainstream dalam laporan liputan mereka.

Tetapi, itulah sesungguhnya dari kekuatan blog. Tidak peduli kaidah tata bahasa, jarang menggunakan kata baku, atau kalimat yang terkadang kurang lengkap bukan lagi menjadi persoalan, ketika sebagai pembaca, kita bisa menikmati dan seolah-olah menjadi bagian dari rangkaian kegiatan para blogger itu.

Dan ... di buku Buka-bukaan Dunia Tambang ini, saya sangat menikmati cerita demi cerita itu.

Lihat selengkapnya