Buka-Bukaan Dunia Tambang

Mizan Publishing
Chapter #2

Wisata Tambang (Ndas'mu Mlocot) by M. Zacky S.

Pertama kali mendengar kata “Tambang”, yang terlintas pertama kali mungkin “perusak alam”, “perompak kesejahteraan warga sekitar”, atau mungkin “pemerkosa kekayaan bangsa” …. Hmmm, awam sekali pemikiran itu, Kawan. Mungkin karena pembentukan opini publik yang sudah terlanjut negatif terhadap tambang. Go out and see the world my friend, then you can judge that. Jangan lihat dan menilai dunia dari layar dan informasi yang bersifat “katanya”.

PT Newmont Nusa Tenggara berlokasi di Batu Hijau, sebelah barat daya Pulau Sumbawa, Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia. PT Newmont Nusa Tenggara beroperasi berdasarkan Kontrak Karya yang ditandatangani pada 2 Desember 1986 dan memulai operasi penambangan pada Maret 2000. Setelah melalui pengkajian panjang secara teknis dan lingkungan, serta disetujui pemerintah Indonesia.

Batu Hijau merupakan sebuah tambang terbuka, artinya semua mineral berharga mengandung unsur tembaga, emas, dan perak ditambang dari permukaan tanah dengan menggunakan berbagai peralatan tambang, seperti shovel dan truk pengangkut. Batu Hijau merupakan cebakan tembaga porfiri dengan sedikit kandungan emas dan perak. Di sini, logam berharga tidak dapat secara langsung diperoleh karena bercampur dengan mineral lainnya yang tidak memiliki nilai ekonomis. Perbandingannya seperti ini, setiap ton bijih yang diolah hanya menghasilkan 4,87 kilogram tembaga dan rata-rata perolehan emas jauh lebih sedikit, hanya 0,37 gram dari setiap bijih yang diolah (jadi ingat, ini bukan tambang emas).

Penambangan di Batu Hijau menggunakan metode pengeboran dan peledakan untuk memudahkan batuan yang mengandung mineral terlepas dari tanah (batunya keras, Coy. Lama kalau dicangkul). Batuan yang terlepas diangkut ke crusher menggunakan haul truck (bukan gaul truck yang di bak belakangnya banyak gambar dan tulisan-tulisan oke “Seberat-berat rindumu masih berat muatanku”) berkapasitas 240 ton. Kemudian, di crusher, batuan tersebut dihancurkan sampai lebih kurang berdiameter 15 cm untuk memudahkan pengolahan.

Setelah dihancurkan oleh crusher, batuan (biji) diangkut dengan ban berjalan sepanjang 6 km menuju konsentrator (pabrik pengolahan). Di konsentrator, batuan dipisahkan dari mineral melalui dua proses, yaitu penggerusan dan flotasi. Flotasi merupakan cara konsentrasi kimia fisika untuk memisahkan mineral berharga dari yang tidak berharga berdasarkan perbedaan daya pembasahan atau daya penyerapan air.

Partikel yang mendapat pembasahan lebih besar akan tenggelam atau mengendap, sedangkan yang daya pembasahannya kecil akan mengapung sebagai busa. Setelah proses penggerusan menggunakan air laut dengan menggunakan SAG (Semi Autogenous) mill dan ball mill sampai halus menjadi bubur, kemudian dialurkan menuju sebuah tangki siklon untuk pemisahan akhir partikel biji, lalu dialirkan lagi ke tangki (sel flotasi) lainnya untuk diambil kandungan mineral berharganya. Biasanya, kandungan mineral (konsentrat) akan mengapung dan sisa kandungan yang tidak ekonomis akan mengendap (tailing).

Dari proses flotasi menghasilkan konsetrat dan tailing. Konsentrat PT NNT merupakan mineral berharga berupa bubuk atau pasir yang akan dileburkan (smelter) di pabrik yang terdapat di Gresik dan di berbagai penjuru dunia untuk menjalani pemisahan dan pengambilan logam berharga, yaitu tembaga, emas, dan perak, sedangkan tailing merupakan batuan lumpur yang tersisa dari pengolahan tembaga dan emas.

PT Newmont Nusa Tenggara menggunakan sistem Deep Sea Tailing Placement (DSTP) atau Penempatan Tailing Laut Dalam. Penanganan tailing dimulai setelah proses pemisahan mineral (flotasi), kemudian masuk ke tangki De-Aerasi (tangki ini berfungsi untuk menghilangkan kandungan udara dalam tailing agar ketika ditempatkan ke laut dalam, tailing tidak bergerak ke atas akibat kandungan udara yang masih ada dalam tailing). Setelah proses De-Aerasi, tailing dialirkan melalui pipa ke tepi palung laut yang terdapat di Teluk Senunu sepanjang 3,4 km dengan kedalaman 125 m di bawah permukaan laut. Karena kepadatannya dan berat jenisnya, tailing akan mengalir secara alami menuruni palung yang dalam dan mengendap di dasarnya.

Penempatan tailing ini sudah mendapat persetujuan Menteri Lingkungan Hidup dan pemerintah Indonesia, serta melalui pertimbangan kenapa ditempatkan di laut dalam, yang hanya dihuni macrobenthos (bentuk organisme (binatang atau tanaman) dimensi yang terpendek lebih besar dari atau sama dengan 0.5 mm). Walau hanya ada macrobenthos, keadaan palung tetap dipantau. FYI, palung tersebut selain dalam, juga luas. Menurut salah satu petugas DSTP mengatakan, palung tersebut lebih besar dari Pulau Sumbawa.

Pemantauan sistem penempatan tailing bawah laut (DSTP) dilakukan secara intensif untuk memastikan sistem berfungsi sesuai rancangan, yaitu meminimalkan dampak potensial bagi lingkungan dengan cara pemantauan terumbu karang, sedimen laut, ikan ekologi muara, dan mutu air yang dilakukan tenaga ahli dan profesional.

Selain Pemantauan terhadap tailing, PT NNT juga melakukan program reklamasi dengan penanaman kembali tanaman dan tumbuhan asli (endemik) sesuai bukaan lahan yang dipakai. Reklamasi dilakukan seiring kegiatan tambang dilakukan. Jadi, tidak harus menunggu selesai menambang. Tidak hanya menanam kembali, tetapi juga memantau vegetasi secara berkala guna memastikan metode erosi pencegahan dan pelestarian alam terlaksana secara efektif.

Informasi yang saya paparkan ini, saya dapat karena mengikuti program “Sustainable Mining Bootcamp Batch 3” di Tambang Batu Hijau milik PT Newmont Nusa Tenggara pada 12-20 Mei 2013. Pertama kali mendapat tawaran bootcamp, terlintas tambang bisa sustain? Wow, serius, lho! Selama ini, berpikir skeptis tentang tambang tanpa tahu apa itu tambang secara detail. Di balik rasa penasaran, akhirnya saya berangkat menuju Tambang Batu Hijau dan ingin membuktikan kebenaran opini yang beredar di masyarakat terutama tentang bahaya tailing.

Dan, saya membuktikan dengan meminum air proses tailing. Alhamdulillah, masih sehat sampai detik ini. (Ini bukan tulisan berbayar … hahaha).

Hari pertama di Tambang Batu Hijau, saya hanya mampu takjub—di dalam hati— tentang disiplinnya PT NNT terhadap keselamatan kerja. Hari kedua mulai “Oke” dan … hari ketiga “WOW”, kemudian hari-hari selanjutnya ... “Oimaigot”.

Lihat selengkapnya