Bukan Badboy Penyelamat Sekolah

Muhammad Azhar
Chapter #2

Mozaik 2 : The Quart School


Aku memang belum banyak menjelajahi sekolah-sekolah SMA di Indonesia ini kawan, tapi kurasa tak banyak sekolah yang seunik sekolah kami ini, The Quart School. Ini bukan cuma tentang namanya yang unik, atau titelnya yang seenaknya saja disematkan oleh para founding father sekolah ini. Tidak, Quart School lebih dari sekedar itu. 

Pernahkah kawan membayangkan, di tengah pusingnya kawan mengikuti mata pelajaran fisika atau ekonomi misalkan, engkau bisa saja meninggalkan kelas itu dan menuju kantin. Wah itu adalah impian banyak pelajar negeri ini sepertinya. Atau begini kawan, engkau tak suka dengan pelajaran matematika lantaran gurunya killer, dan merasa tak ingin masuk ke kelasnya. Sayangnya di sekolah biasa, kalau kamu menghindar dari satu mata pelajaran, kau akan dihitung bolos, dan bisa-bisa berakhir di ruangan guru BK. Bisa bolos seenaknya meninggalkan mata pelajaran yang tidak disukai juga adalah impian banyak pelajar. 

Nah, kedua-dua hal itu, bisa engkau temukan di Quart School kawan. Iya, aku tidak bercanda. Kalau engkau tak suka dengan satu pelajaran, tinggalkan saja. Apakah gurunya akan marah? Atau malah akan kena sanksi guru BK? Ah jangan hiraukan itu, guru BK tidak ada di Quart School. Peraturan berkata, guru tak boleh memarahi muridnya yang memilih membolos. Alasannya sungguh luhur, murid dipersilahkan memilih mata pelajarannya sendiri, sehingga murid itu akan memaksimalkan potensinya.

Sistem pendidikan macam ini memang bertentangan dengan kurikulum nasional, tapi tak mengapa, Quart School sendiri adalah sekolah swasta yang mandiri dan tidak terikat langsung dengan pemerintah. Selama bertahun-tahun, kami mempertahankan ciri khas unik, kemerdekaan para murid untuk memilih pelajaran, dan mengejar visi jadi sekolah terbaik di Indonesia. 

Kuharap kawan tidak bosan dengan penjelasan teknis macam ini, karena sebentar lagi aku akan menyinggung detail yang begitu penting. 

Nama The Quart School, atau lebih sering disebut Quart School saja, berasal dari kata Kuartal yang artinya empat. Ini merujuk pada empat acara besar yang setiap tahun diadakan di sekolah ini pada tanggal tertentu. Acara-acara besar ini kami sebut event. Event-nya sungguh unik kawan, sebab tidak ada pada sistem kalender pendidikan Nasional, tidak ada pada kalender nasional, kalender negeri Uganda ataupun kalender suku Maya. 

Secara berturut-turut, bisa kusebutkan bahwa nama-nama keempat event tersebut adalah, Fun Class, Festival Togut, Party Class dan Hari Suka Raya. Keempat event itu akan mewarnai setahun kalender Quart School. Pada setiap event, akan diadakan lomba yang unik, dan ini yang terpenting, lokal yang paling banyak memenangkan lomba akan mendapatkan gelar The Class Champions. 

Ya, gelar itu yang sempat disebut-sebut oleh Aram. 

The Class Champions, tidak hanya sebatas gelar yang disimbolkan dalam bentuk piala atau piagam penghargaan semata. Lokal yang memenangkan The Class Champions akan dihormati seisi Quart School selama setahun penuh, sampai pemenang tahun berikutnya terpilih. Hal inilah yang menyebabkan Nadia dan Okta, dua orang gadis yang menyiram Aram di kantin itu, bersikap sewenang-wenang. 

Namun penghargaan bergengsi di Quart School bukan cuma itu. Masih ada satu lagi piala besar yang diperebutkan tiap tahunnya. Tapi ini bukan tentang pemenang lomba lagi, melainkan prestasi akademik. Setiap menjelang kelulusan kelas 12, nilai raport mereka akan ditotalkan sejak semester 1 kelas 10. Orang yang mendapat total nilai tertinggi akan menggondol piala terhormat itu. Pemenang The Quart School Champions, akan dipatri dan abadi sebagai legenda Quart School. 

Lihat selengkapnya