Gambar hanya ilustrasi, terima kasih DALLE Open AI
Aroma kopi yang begitu pekat dan khas menyeruak memasuki hidungku begitu cangkir berisi cairan pekat warna hitam itu disajikan di depanku. Sejujurnya ini bukan minumanku, kawan, minum kopi hitam pekat macam ini bukan gayaku. Namun, Aram terus mendesak agar aku meminumnya.
“Ayo coba Az, aku jamin enak.”
“Astaga Ram, apa yang sebenarnya kau mau? Kenapa kita harus melakukan ini sekarang?”
“Kau minum dulu seteguk, nanti sehabis itu akan kuceritakan semuanya, sampai tuntas. Bagaimana?”
Aku menatapnya tidak percaya. Bisa-bisa Aram “mengancam”-ku begitu. Seumur-umur aku belum pernah minum kopi hitam dan kupikir aku tidak akan suka rasanya, tapi demi rasa penasaranku, baiklah, akan kulakukan.
TGUKK
Kuminum seteguk. Sensasi pahit-pahit manis itu langsung menjalar ke tenggorokan. Sementara bau kopi yang khas tadi tetap tertinggal di dalam hidungku, sambil diterbangkan oleh angin sawah sepoi-sepoi. Seperti yang kuduga, aku tidak suka rasanya, meskipun ini cukup enak, berseni dan khas. Masam wajahku memaksakan meneguk cairan itu agar sampai ke lambungku.
“Ayolah Az, rasanya tidak seburuk itu. Kau jangan berbohong.”
“Aku tidak terbiasa minum kopi hitam, Ram. Seumur-umur baru sekali ini aku mencobanya.”