
Gambar hanya ilustrasi, terima kasih DALLE Open AI
Dua minggu setelah masuk sekolah kembali di tahun ajaran baru, kini kami sudah dihadapka pada event besar pertama yang akan diadakan oleh sekolah ini. Nama event itu adalah Fun Class. Jadwalnya adalah hari Rabu di minggu ketiga setelah libur panjang tahun ajaran baru.
Kalau kubuka-buka kembali catatan mengenai event satu ini kawan, kuketahui kalau Fun Class adalah sebuah event dengan tujuan yang mulia. Yaitu membiasakan murid-murid yang baru masuk Quart School, murid-murid kelas 10 agar membaur di sekolah barunya.
Fun Class adalah perekat antara semua tingkatan murid yang ada di Quart School. Karena sifatnya sebagai perekat itu, maka dalam Fun Class diadakan lomba-lomba yang seru. Bila pada event-event lain, lomba hanyalah acara sampingan, maka dalam Fun Class, lomba antar kelas adalah esensi utamanya. Lomba-lombanya juga tidak boleh sembarangan. Kalau kubaca dari buku sejarah Quart School, buku itu ditulis langsung oleh Pak Hadi, diterangkan bahwa pada sebuah masa yang silam, Fun Class merangkumkan lomba-lomba yang mengadu hobi, skill, serta kecakapan. Maka lomba olahraga, bola besar, atau lomba memasak, dan catur adalah lomba-lomba yang lazim diadakan setiap tahunnya di Fun Class.
Itu setidaknya sebelum kedatangan Bu Hartini sebagai Wakasek Kesiswaan. Semenjak beliau menjabat, beliau cenderung mengutak-atik Fun Class sesuka hati beliau. Beliau tidak peduli dengan esensi Fun Class, atau sejarah yang telah diukirkan oleh event ini di masa silam. Bukan aku yang bilang ini kawan, aku membaca dari buku.
Tidak ada yang tahu, kenapa Bu Hartini dalam urusan ini seolah berlaku “sewenang-wenang”. Saat kutanya pada Nasri soal ini siapa tahu dia memiliki hipotesis yang menarik, dia malah menjawab begini.