
Gambar hanya ilustrasi, terima kasih DALLE Open AI
Hari ini jadwal Mid Test tertulis bahasa Inggris. Terlihat semua murid hadir di lokal 4. Artinya semua orang mengikuti sesi Mid Test, tidak ada yang bolos dan kelas ini termasuk kelas yang disukai para murid. Namun tidak dengan Aram. Begitu selesai dia mengerjakan soal itu, dia menggeliat, menguap, lalu berseloroh.
“Ah selesai juga soal-soal yang mencekik leherku ini. Akhirnya aku bisa pulang ke rumah dan tidur.”
Aram mengucapkan itu di saat Mr. Zee guru Bahasa Inggris masih ada di depan, merapikan kertas ujian. Mendengar ucapan Aram yang tidak sopan itu, Mr. Zee geleng-geleng kepala. Guru lain barangkali tersinggung, tapi Mr. Zee tidak. Lagipula ini Quart School kawan.
Oke, lupakan. Lagipula aku menceritakan bagian ini bukan karena Mid Test bahasa Inggrisnya, melainkan apa yang terjadi setelahnya. Seusai Mr. Zee pamit keluar kelas, murid-murid yang lain ikut berdiri. Namun sebelum kami semua pulang berhamburan, suara Mawar menginterupsi, mencegah kami pulang.
“Kawan-kawan semua jangan lupa, seperti yang aku katakan kemarin, hari ini aku akan memeriksa tugas Agama kalian masing-masing.”
Mendengar kalimat Mawar itu, Aram langsung tepok jidat. “Astaga aku lupa membawa bukunya.”
Ada-ada saja memang Aram ini. Namun itu bukan kejutan. Aram memang sengaja tidak membawa buku itu, sebab buku tugasnya memang tidak ada isinya. Jadi walaupun Mawar mau mengingatkannya berapa kali pun, dia tetap akan lupa.
Oh iya, kalau kawan bingung, aku sudah pernah bercerita soal kecenderungan Bu Hartini dalam memberikan tugas bukan, kawan? Beliau akan menyuruh kami menyalin sebuah buku teks tebal yang terdiri atas 12 bab. Dari situlah kata beliau, kami akan belajar, sambil mencatat. Untuk memastikan kami semua mencatat, Bu Hartini selalu rutin memeriksa tugas tersebut. Sesiapa saja yang mangkir, akan kena batunya.