
Gambar hanya ilustrasi, terima kasih DALLE Open AI
“Syif, maaf nih sebelumnya, sepertinya kesalahan dalam makalah kamu ini agak cukup banyak, jadi....”
“Eh benarkah Az? Astaga, tolong aku memperbaikinya Az. Kamu bisa bukan Az?”
“Sebenarnya bisa Syif, cuma aku perlu banyak waktu. Sedangkan waktu istirahat sudah hampir habis.”
TENG! TENG! TENG!
Bersamaan denganku mengucapkan kalimatku, lonceng pun terdengar. Panjang umur untuk lonceng Quart School.
“Benar juga ya, Az. Jadi bagaimana dong sekarang?”
Wajah Syifa sekarang murung. Dia agaknya sangat khawatir dengan nasib makalahnya. Baiklah, saatnya mengambil tindakan yang lebih serius, tindakan yang heroik.
“Kapan makalah ini dikumpul, Syif?” tanyaku.
“Jum’at Az.”
Aku berhitung cepat, Jum’at? Berarti dua hari lagi. Waktu yang cukup untuk melakukan pekerjaan heroik.
“Aku punya ide,” cetusku, “biar aku bawa file makalahmu ini dan kueditkan di rumah. Nanti kalau sudah bagus, aku berikan lagi padamu. Insya Allah akan kuselesaikan sebelum besok. Bagaimana Syif?”
“Kamu mau membawa file-ku ke rumah? Kamu serius Az?”
“Kalau kamu membolehkan. Soalnya kalau di rumah, aku bisa lebih konsisten memperbaikinya.”
Astaga aku masih saja gugup. Seharusnya kubilang konsentrasi, malah kubilang konsisten. Bagaimana lah Azka ini.
Mata Syifa berbinar mendengar solusi dariku. “Kamu sungguh mau melakukan itu untukku, Az?”