
Gambar hanya ilustrasi, terima kasih DALLE Open AI
“Kalian tahu, hari ini adalah hari yang sangat misterius,” kata Aram saat kami berjalan ke kantin di jam istirahat pertama. Wajahnya serius sekali saat mengatakannya, seolah menegaskan bahwa kami harus mendengarkan kata-katanya selanjutnya.
“Memangnya ada apa, Ram?” tanya Wahid.
“Ini memang agak sulit dipercaya, tadi pagi, aku baru datang, memarkirkan sepeda motor, lalu aku ke kantin sebentar, membeli air mineral, lalu aku kembali ke parkiran. Saat aku kembali, di stang sepeda motorku sudah tergantung sebungkus cingur balado yang nampak enak sekali.”
“Wah rezeki itu, Ram. Kau apakan cingurnya?”
“Masih ada tuh di tasku. Sebenarnya aku ingin memakannya langsung, tapi karena mengingat hari ini jam pelajaran pertama adalah mata pelajaran sejarah, jadi aku bergegas ke kelas saja. Nanti deh kita makan sama-sama di jam istirahat kedua.”
“Kenapa tidak dibawa langsung ke kantin saja tadi, Ram.”
“Aku kelupaan Hid.”
Wahid ber-yahh kecewa, tapi sekejap kemudian, dia sadar satu hal. “Siapa ya yang meletakkan cingur di stang sepeda motormu, Ram. Baik sekali orang itu.”
“Ya Hid. Kau benar. Dia pasti orang yang sangat baik. Ah mungkin dia adik kelas yang naksir diam-diam denganku.”
“Bisa jadi begitu, Ram.”
Aku geleng-geleng kepala. Di antara kami bertiga, sepertinya cuma aku yang mengerti situasinya. Aku tahu persis siapa yang meletakkan cingur itu di stang sepeda motor Aram, dan aku tahu maksudnya tidak baik. Siapa lagi kalau bukan Nadia dan Okta.
Entah bagaimana ekspresi mereka nanti kalau tahu aku telah menipu mereka mentah-mentah. Cingur adalah salah satu makanan kesukaan Aram. Kuharap ini tak dihitung dosa, sebab aku telah menjadi jalan pembuka kebaikan, Aram dapat kebaikan, dan duet N & O telah memberi sedekah.
“Ayo memesan Az. Kau mau kopi apa?”
“Samakan saja dengan kau, Ram.”
“Oke. Tapi ambilkan aku gorengan.”
“Kau mau gorengan apa, Ram?”
“Samakan saja dengan kalian, ambilkan dua.”
“Oke.”
Kami membagi tugas, itu sudah kebiasaan rutin, jadi itu tadi hanya sahutan-sahutan rutin. Tiba-tiba saja seseorang terjatuh di depan kedai Paman Pirates. Aram yang jiwa sosialnya tinggi, langsung meletakkan gorengannya, dan berlari mengecek keadaan orang itu. Kami mengikutinya.