Bukan Badboy Penyelamat Sekolah

Muhammad Azhar
Chapter #51

Mozaik 51 : Orang yang Lebih Rendah dari Tikus


Gambar hanya ilustrasi, terima kasih DALLE Open AI

Aku tidak tahu kawan, jenis perasaan apa yang kurasakan kemarin. Aku jengkel, aku marah, aku malu, aku tertekan, aku stress, aku bergejolak, aku rasanya ingin merobek-robek kepala Paderi Tamtama itu kalau bisa. 

Entahlah kawan, tapi aku benar-benar sangat awam dalam hal ini. Satu-satunya referensi soal bagaimana tolak ukur kedekatan dua insan beda kelamin sehingga mereka berhak disebut menjalin hubungan yang spesial adalah kata-kata Lia yang kemarin kucatat. Mereka jalan bareng dan ngobrol dengan akrab. 

Apa ini artinya Syifa dan Paderi sedang menjajaki kemungkinan hubungan yang lebih jauh lagi. Aduh, aku semaput membayangkannya. 


Dalam pada itu kawan, aktivitas di Quart School tetap berlangsung, suka atau tidak suka, aku harus tetap menyesuaikan diri, meski sekarang agak dag-dig-dug saat pergi ke sekolah. Aku tidak ingin kembali melihat pemandangan yang membuatku merasakan sejuta perasaan tidak enak itu, tapi apa boleh buat. 

Sebaliknya, temanku Aram hari ini datang ke sekolah dalam keadaan bersemangat. Hari ini adalah hari pengumuman pemenang di Event Besar Dua, Festival Togut kemarin. Aram haqqul yakin, lokal kami akan memenangkan perlombaan ini. 

“Kita akan menang telak. Aku berani taruhan.”

“Bila tebakan kau salah, kau harus berkeliling kantin dengan hanya memakai celana dalam.”

“Hush, ada-ada saja kau, Hid. Mana boleh taruhan seperti itu. Yang lebih baik adalah, kita taruhan, jika tebakanku benar, kau harus traktir aku kopi seminggu penuh.”

“Hei, hei, kenapa aku yang harus rugi?”

“Kan ini sejak awal aku yang punya idenya. Jika ideku ini ternyata benar-benar terbukti jitu, kalian harus memberiku hadiah dong.”

“Tak mau aku, tak mau rugi aku.”

“Ah payah kau Hid. Kau tidak akan bisa jadi penjudi jika takut rugi dalam bertaruh.”

Lihat selengkapnya