Gambar hanya ilustrasi, terima kasih DALLE Open AI
Lia menepati kata-katanya untuk membantuku bertanya pada Nadia dan Okta. Kami berdua berjalan beriringan menuju Kafe Modern. Lia memosisikan dirinya di belakangku.
“Biar aku bisa menahan langkahmu agar tidak putar balik lagi, Az. Ayo, cepat jalan.”
Kini aku tidak punya pilihan lain. Kami sampai di Kafe Modern. Nadia dan Okta sedang duduk di sana, di salah satu sudut. Mereka asyik mengobrol, tidak sadar aku mendekat, sampai kira-kira kurang dari dua meter. Nadia mendongak.
“Azka,” sapanya dingin.
“Penipu,” ujar Okta, lebih dingin lagi.
“Apa yang kau mau dari kami setelah kau menipu kami mentah-mentah, heh?”
“Ya, kau tahu, kau sudah membuatku rugi hampir seratus ribu rupiah.”
Benar-benar sambutan yang tidak ramah. Bahkan Lia di belakangku menjadi gugup gara-gara kalimat-kalimat tajam tersebut. Bisa kulihat dari mimik wajahnya.
“Aku... ingin.... menanyakan... sesuatu....” ucapku terbata-bata.
“Bertanya sesuatu?”
“Apakah ini perintah dari Aram?”