Bukan Badboy Penyelamat Sekolah

Muhammad Azhar
Chapter #58

Mozaik 58 : Sombong Nan Semena-mena


Gambar hanya ilustrasi, terima kasih DALLE Open AI

Aku duduk kembali ke bangku dengan keadaan getir. Aku dapat peringkat 3. Aduh, bagaimana aku mengatakan ini pada orang tuaku, mereka pasti sangat kecewa, mengingat anaknya tidak pernah mencicipi ranking 3 sebelum ini. Ini peringkat terendah sepanjang karier akademisku. 

Makin kelu hatiku kalau mengingat peringkat ini kudapat karena kelakuanku sendiri. Tidak fokus belajar, lebih sering membolos, sibuk memikirkan cara mendekati Syifa, terlalu banyak terlibat dalam pengurusan event bersama Aram, semua itu kulakukan selama semester ini. 

Tapi apalah daya. Aku harus menerima ini. Setidaknya aku mendapatkan sesuatu yang sepadan dengan usahaku. Betapa banyak orang di dunia ini yang menuntut ke pengadilan karena merasa mendapat imbalan yang tak sesuai dengan apa yang dia kerjakan. Dalam bahasa paling sederhana kawan, yang kulakukan sekarang, disebut penerimaan takdir. 

Baiklah, kesampingkan itu, pembagian raport terus berlanjut. Bu Indah kembali bersorai dari depan. 

“Ranking 2, kembali mengejutkan, siap-siap, Nasri Abdillah.”

Semua orang melongo. Tak percaya dengan apa yang baru saja didengar. Nasri sudah menjadi sosok profesor di lokal kami. Dia punya kepintaran yang tak tersentuh siapapun. Sekarang dia hanya mendapatkan ranking 2?

Apakah dunia sudah terbolak-balik?

Meski kami semua terkejut, meski beberapa murid sibuk bergosip, berbisik mencari kemungkinan mengapa Nasri bisa lengser, termasuk dua gadis yang tadi mendapatkan peringkat terakhir, Nasri santai saja. Dia berjalan ke depan, mengambil raport-nya dan kembali ke bangkunya. Benar-benar santai. Bahkan tidak terlihat kalau dia kecewa macam aku. 

“Hari yang buruk, Bung?” aku coba menanyainya. 

Lihat selengkapnya