Bukan Badboy Penyelamat Sekolah

Muhammad Azhar
Chapter #62

Mozaik 62 : Pertemuan Pertama


Gambar hanya ilustrasi, terima kasih DALLE Open AI

Tek, Tek, Tek, Tek. 

Bunyi keyboard beradu dengan jariku. Ini jam istirahat pertama. Semester 4 sudah berjalan kira-kira seminggu, dan aku belum pernah ke kantin selama periode tersebut. Kalau menghitung semenjak Festival Togut, berarti sudah 6 minggu aku tidak ke kantin. Sudah lama sekali untuk ukuran orang yang biasa ke kantin sehari tiga kali kalau tidak empat kali. 

“Hei Az. Ayolah, kita ke kantin. Paman Pirates mencari-cari kau.”

“Ya, tongkrongan kita tidak pernah sama lagi semenjak kau tidak ada Az.”

Begitulah dua cecunguk Aram dan Wahid membujukku ke kantin selama dua minggu pertama. Setelah liburan, bujukan mereka naik tingkat menjadi paksaan penasaran. 

“Hei Az ada apa sebenarnya denganmu? Kau ada masalah. Ayo kita ke kantin.”

“Iya Az, nanti ada Shiela loh di kantin, kau bisa ketemu dengannya.”

Aku tetap menggeleng. Mau ada Shiela atau mau ada presiden, aku tidak akan ke kantin. 

Hari ini kejadian yang kurang lebih sama kembali terulang. Bedanya yang bertanya hari ini adalah Nasri, orang yang sama jarangnya ke kantin denganku akhir-akhir ini. 

“Boleh aku tahu Bung, kenapa sebenarnya kau menolak ajakan dua koncomu itu, ada masalah apa kau dengan kantin?”

“Masalah yang boleh jadi berlebihan, Nas.”

“Maksudmu?”

Kuceritakan sedikit mengenai kabar yang kudengar dari Okta, soal Syifa kini jadian dengan Paderi. “Aku tidak mau pergi ke kantin, aku takut bertemu mereka berdua sedang menghabiskan waktu bersama. Itu pemandangan yang tak akan sanggup kulihat.”

Nasri terdiam sejenak. Lalu menyahut seadanya. “Baiklah, aku tidak bisa berkomentar apapun. Area asmara adalah area yang aku tidak tahu. Aku tidak punya pengalaman di sana. Jadi, lakukanlah apapun yang kau inginkan, Az.”

Aku lanjut mengetik, meski apa yang kuketik sama tidak jelasnya dengan perasaanku saat ini. 

Sisi baiknya dari semua hibernasiku dari kantin ini adalah, aku jadi jarang membolos. Mau itu pelajaran ekonomi, ataupun pelajaran fisika yang bikin kepala pusing itu, kuladeni semua. Soalnya aku tidak mau bolos dan pergi ke kantin, takut ketemu Paderi bersama Syifa. Aku tidak mau ke perpustakaan soalnya di situ aku juga bisa-bisa bertemu dengan Syifa. 

Lihat selengkapnya