Bukan Badboy Penyelamat Sekolah

Muhammad Azhar
Chapter #63

Mozaik 63 : Inspeksi Buku Nadia dan Okta


Gambar hanya ilustrasi, terima kasih DALLE Open AI

“Paman,” kali ini aku yang menyapa pria brewok itu dengan penuh semangat. 

“Ah kau datang lagi Az. Tapi kok tidak bareng-bareng dengan teman-temanmu? Tadi Aram makan besar di sini, traktiran Wahid juga.”

“Iya Paman. Aku sekarang lebih suka minum kopi sepulang sekolah. Bisa lebih santai.” Aku berkilah. Paman Pirates malah tersenyum mengejek. 

“Mau santai atau mau ketemu dengan gadis itu lagi?”

Aku terdiam. Paman Pirates menyenggol langsung ke intinya. Sebenarnya setengah dari motivasiku ke kantin hari ini bukan sekedar Kopi Karibia. Aku ingin bertemu dengan Shiela Camalia. Tak pelak, pertemuan kami kemarin itu, benar-benar sangat berkesan untukku. 

“Tolong Paman, satu kopinya.”

“Oke Az. Tunggu ya.”

Lima belas menit kemudian, Kopi Karibia yang punya bau khas itu sudah terhidang di mejaku. Kuseruput dengan penuh penghayatan. Kunikmati rasa asin-asin yang terasa di lidah, rasa khas kopi ini. Paman Pirates sepertinya adalah jenius dalam soal pengolahan kopi. 

Sengaja pula kuseruput kopi itu pelan-pelan, aku tidak ingin cepat-cepat pulang, sebab aku ingin bertemu dengan Shiela. 

Hingga setengah jam berlalu. Paman Pirates menegurku dari balik meja. 

“Hei, kau masih lama, Azka? Aku mau tutup sebentar lagi.”

“Eh Paman mau tutup? Bukankah kemarin buka sampai sore?”

“Yee itu kemarin. Hari ini aku mau tutup lebih cepat. Sudah tidak ada lagi yang ditunggu. Murid-murid sudah pulang semua.”

Tidak ada lagi yang ditunggu? Apa itu artinya gadis itu tidak datang hari ini? “Ya sudah Paman. Sebentar lagi. Beri aku waktu lima menit untuk menghabiskan kopi ini.” Ucapanku itu bernada sedikit kecewa, dan itu terbaca dengan cepat oleh Paman Pirates. 

“Kau menunggu gadis itu ya, Azka?”

“Tidak Paman,” aku berkelit. 

“Masa? Kau tahu, padat warungku ini saat semua orang tahu Shiela datang kemari. Pertama-tama dia datang di jam istirahat pertama, banyak orang menanti dia, jadi dia pindahkan jadwalnya untuk ke sini ke jam pulang, hingga orang tidak ada yang tahu.”

“Jadi kenapa dia tidak datang hari ini?”

“Tuh kan, kau menantikan dia datang.”

“Bukan seperti itu, Paman.”

Paman Pirates tertawa lebar. “Dia tidak datang hari ini sebab dia memang tidak setiap hari dia datang. Kemarin kalian bertemu sebab kemarin dia ke sini, jadwal kalian cocok. Hari ini dia tidak ke sini. Jadwal kalian beda.”

Aku manggut-manggut. Kalau begitu, tidak mengapa. Masih ada hari esok. 

“Tolong Kopi Karibianya satu, Paman.”

Lihat selengkapnya