
Gambar hanya ilustrasi, terima kasih DALLE Open AI
Siapa pernah menyangka kawan, hari itu keadaan di Quart School benar-benar berubah jadi kacau balau.
Pertama, Bu Hartini gagal menemukan Aram yang melarikan diri begitu cepat. Entah kemana dia pergi. Sebagai seorang pesilat, Aram juga sangat terlatih dalam situasi mempertahankan dirinya. Dia punya banyak akal.
Setelah Bu Hartini kehilangan jejak Aram, beliau kembali ke kantin, dan beliau menemukan baik aku maupun Paderi juga sudah menghilang. Beliau pasti semakin marah. Sebenarnya tadi Paderi tidak setuju untuk pergi diam-diam dari ruangan Bu Hartini. Dia bahkan ingin menahan aku agar tetap berada di sana. Tapi aku berkelit, menyelinap dan kini aku bisa diam-diam pergi ke tempat yang aman.
Yaitu kamar mandi. Aku harus bersembunyi sementara. Bu Hartini pasti akan mencari-cari aku juga. Seharusnya aku tidak perlu melarikan diri, tapi apa boleh buat kawan, keadaannya terlalu kacau untukku. Yang terpikir olehku adalah bagaimana aku bisa menyelamatkan diri.
Dan di sini adalah tempat paling aman untuk menyelamatkan diri. Bu Hartini tidak akan berani iseng membuka kamar mandi pria bukan?
Dari dalam kamar mandi, aku mendengar sayup-sayup pengeras suara sekolah. Seutas suara kemudian terdengar. Suara wanita yang serak. Suara Bu Hartini.
“Murid-murid semua, dengarkan ibu baik-baik. Kalian harus....”
Nguingg... nguinggg...
Terdengar distraksi suara. Seolah miknya sedang diperebutkan di kantor sana. Ini hanya imajinasiku, kawan, imajinasi dari dalam kamar mandi pula. Tapi sekejap kemudian, dari pengeras suara, malah terdengar suara mantap seorang pria.
“Kalian dipersilahkan pulang lebih awal, murid-murid semua.”
Itu suara Bapak Kepala Sekolah.
“Bapak...” terdengar suara lirih, tapi segera disela dengan suara “sshhhttt”. Seolah menyuruh diam. Aku segera menyimpulkan kalau di kantor dewan guru sana sedang terjadi perdebatan. Kesimpulanku selanjutnya, dewan guru belum menentukan sikap terkait kasus yang sedang menimpa Aram. Ini terbukti dari kalimat Pak Kepsek. Mereka menyuruh kami pulang lebih dulu. Artinya dewan guru akan melakukan rapat.
Hasil rapat itu akan memengaruhi sanksi yang akan menimpa kami semua.
Dari balik pintu kamar mandi bisa kudengar langkah kaki murid-murid Quart School yang terburu-buru meninggalkan sekolah. Jarang-jarang loh, kami dipulangkan dadakan begini. Meski seluruh murid dipersilahkan pulang oleh bapak Kepsek, aku masih belum berani keluar dari kamar mandi. Siapa tahu Bu Hartini mengirim mata-mata untuk mencari kami yang kabur. Situasinya bisa bahaya kalau aku gegabah.
Aku menunggu di kamar mandi, bersembunyi selama hampir satu jam. Bayangkan kawan, betapa membosankannya itu.
Setelah lewat satu jam, mulai terjadi hal-hal aneh.
Aku mendengar bunyi langkah. Bunyi langkah yang mantap. Langkah-langkah itu mendekat. Menuju kamar mandi. Siapa itu? Bukankah para murid semuanya sudah dipulangkan? Astaga, jangan-jangan Bu Hartini sudah mengendus tempat persembunyianku. Aku merapatkan diri ke pintu kamar mandi.
Sejenak situasi menjadi tegang.