
Gambar hanya ilustrasi, terima kasih DALLE Open AI
Di lapangan sana masih banyak orang yang menahan diri tidak bubar meski harinya panas bukan main. Mereka masing-masing bertanya pada Bu Hartini tentang teknis lomba senam di Party Class nanti. Senam ini maksudnya bagaimana? Dilakukan secara berkelompokkah? Bagaimana kriteria penilaiannya? Apakah ada batas senam yang dibolehkan dan tidak? Dan banyak pertanyaan lainnya. Dari pengeras suara, aku yang sudah membubarkan diri sejak tadi bisa mencuri dengar penjelasan Bu Hartini tanpa harus repot-repot bertanya dan berpanas-panas.
“Lomba senam ya, lomba senam. Kalian akan menampilkan senam olahraga seperti yang sering kalian ikuti hari Jum’at. Hanya saja ya, untuk lomba ini lagu dan gerakannya bisa dikreasikan.”
“Kriterianya tentu saja harus diperhatikan, harus tetap sopan, harus tetap memerhatikan kaidah agama. Tidak boleh membuat gerakan yang aneh dan membahayakan diri sendiri atau orang lain.”
“Iya, karena senam ini akan kalian lakukan berkelompok. Perlokal bisa mengirimkan 4 sampai 6 orang untuk mengikuti lomba ini.”
“Kami dewan juri akan menilai dari aspek kreativitas, kekompakan, dan hal-hal urgensi yang kami anggap penting.”
Nah kawan, dari kalimat Bu Hartini itu aku bisa menangkap beberapa hal, diantaranya Bu Hartini akan menjadi salah satu dari dewan juri, kemudian beliau akan kembali merekayasa kategori penilaian semau-mau beliau. Aku harus segera memberitahukan ini pada Aram.