
Gambar hanya ilustrasi, terima kasih DALLE Open AI
“Mana orang yang akan melatih kita, Ram?” tanya Wahid. Ini sudah pukul 4 sore. Kami satu lokal sepakat untuk menunda pulang hari ini demi bisa latihan. Party Class tinggal menghitung hari saja, kami harus berlatih serius. Namun pelatih yang dijanjikan Aram bisa melatih kami sampai menang tak kunjung menampakkan diri.
“Tunggulah sebentar lagi, beliau akan datang.”
Tiba-tiba...
KLOTAK!
“Assalamualaikum.”
Satu sosok meloncat dari jendela belakang kelas kami. Sosok itu jelas orang dewasa, dan memakai baju senam training yang sangat trendy. Namun alih-alih memakai sepatu untuk olahraga, beliau hanya memakai sendal jepit.
Bunyi sendal jepit yang menghantam lantai itu menjelaskan semuanya pada kami. Siapa gerakan pelatih kami yang nyentrik itu, tiada lain, Pak Farhan.
“Kau tidak bilang kalau pelatihnya Pak Farhan, Az.” Wahid agak berkeringat. Wajar mengingat reputasi Pak Farhan sebagai guru killer di Quart School.
“Kalau kubilang pun, kau tidak akan percaya.”
Bukan cuma Wahid yang tidak percaya dan terkejut, Mei juga. Bedanya dia langsung angkat tangan, meminta izin bertanya, persis seperti yang sering dia lakukan saat Pak Farhan mengajar.
“Saya baru tahu kalau Bapak ternyata bisa mengajar olahraga dan senam. Kalau Aram bilangnya malah kami akan diajari oleh orang yang sangat ahli di bidang senam. Saya tidak menyangka bapak orangnya.”
“Hahaha, saya juga tidak,” ujar beliau sambil melangkah mendekat. “Sebenarnya ini rahasia kecil saya. Dulu saya guru olahraga sebelum diangkat di sini jadi guru matematika. Entah darimana teman kalian, Aram, yang ikut kelas saya saja jarang itu tahu rahasia kecil saya. Dia meminta saya melatih kalian jadi juara lomba senam.”
Kami manggut-manggut.
“Jadi siapkah kalian menjadi juara?”
“SIAAAAAAAPPP!”