
Gambar hanya ilustrasi, terima kasih DALLE Open AI
Kawan, engkau harus tahu, kami murid Quart School, sebagaimana murid SMA pada umumnya, diperbolehkan membawa handphone ke sekolah. Nah karena pihak sekolah memahami bahwa baterai ponsel murid-muridnya ini lekas habis, atau juga ada banyak orang yang suka main handphone sambil di-charge, maka pihak sekolah menyediakan stopkontak. Dalam setiap lokal, ada dua sampai tiga stopkontak. Biasanya tempat duduk dekat stopkontak adalah tempat duduk yang paling diperebutkan. Aku jadi murid yang beruntung karena duduk sebangku dengan Aram, dia menguasai stopkontak semau-mau dia saja.
Kenapa aku menceritakan ini? Sebentar kawan, ada Syifa di depan kelas tuh.
“Azkanya ada?” dia bertanya pada Mei yang kebetulan berdiri di depan pintu.
“Ada tuh,” kata Mei, singkat acuh tak acuh.
Syifa lalu masuk ke lokal 4, ini jam istirahat pertama, dan lokal kami tidak terlalu ramai. Aku agak terkejut Syifa mendatangiku tanpa bilang-bilang. Mana aku tak sempat merapikan rambut pula.
“Eh ada apa Syif? Ada yang bisa kubantu?”
“Iya nih Az. Aku mau numpang nge-charger hape aku.”
“Oh silakan Syif.”
Syifa sudah mengeluarkan kabel dan ponselnya. Seperti kubilang tadi kawan, stopkontak ada di mejaku. Apakah ini artinya Syifa akan duduk di sini? Bisa ngobrol dong. Ternyata tidak.
“Bisa kutitipkan padamu Az? Aku mau ke kantin soalnya. Nanti aku belikan kamu sesuatu di kantin.”
“Taruh aja Syif, nanti kujagakan, tidak perlu repot-repot membelikanku makanan.”
“Yee, makasih Az. Tunggu di sini ya, hehe.”
Lalu Syifa pergi ke kantin. Tanpa dia dan aku sadari, ada sebuah persekongkolan jahat sedang memantau kami dan tak lama kemudian berubah jadi segumpal bayangan jahat yang mencekik leher.
Tak tahu aku sebabnya, tiba-tiba para cewek, murid figuran lokal 4 mengerumuni mejaku. Mereka membawa kabel chargeran. Jumlah mereka lima orang, atau lebih. Aku tak terlalu hirau.
“Az aku numpang charger juga ya.”
“Aku juga Az.”
“Yahh, colokannya tidak muat lagi.”
“Cabut satu, cabut satu.”
Mereka saling bersahutan. Aku mulanya tidak menggubris tindakan mereka sampai mereka mulai main-main dengan hape Syifa.
“Hei, jangan sentuh hape itu.”
“Memangnya kenapa?” tanya satu orang, dengan wajah mempertanyakan yang sangat menjengkelkan.
“Ya itu punya orang. Lagian kenapa kalian semua harus men-charger di sini? Itu stopkontak ada juga dekat meja Mei, atau dekat meja dewan guru.”
“Kejauhan Az.”