Bukan Celana Kolor Biasa

Setiyo Bardono
Chapter #8

Peron #8 : Operasi Jari-Jari

Jam sembilan pagi, Panji sudah bersandar di tiang beton Stasiun Depok Baru. Ia mengamati kerumunan penumpang yang menunggu KRL di peron satu. Panji masih penasaran dengan kesaktian celana kolor Benrakaton. Meskipun kekuatan celana itu sudah terbukti ampuh bisa mengelabui pandangan mata ibunya dan Puteri, tapi Panji ingin menjajal keampuhan celana itu di tempat umum, semacam test drive. Kalau bahasa ilmiahnya uji multilokasi.

Panji menepuk tas rangsel barunya yang bertuliskan Seminar Nasib Jomblo di Era Industri 4.0. Apakah era Industri 4.0 yang ditandai dengan otomatisasi dan digitalisasi akan mengancam eksistensi para jomblo? Entah darimana ayahnya mendapatkan tas rangsel itu, mungkin karena menjadi salah satu panitia seminar tersebut. Di tas rangsel itu, celana kolor Benrakaton mendekam damainya.

Sekarang ia harus mencari tempat yang tersembunyi untuk menggenakan celana kolor Benrakaton dan menyembunyikan tas rangsel. Panji tidak bisa bergerak secepat kilat seperti Clark Kent yang tiba-tiba saja sudah berubah menjadi superhero lengkap dengan jubah dan celana dalam yang dipakai di luar, mungkin karena terburu-buru hendak mengejar penjahat. Entah dimana Clark Kent menyembunyikan jubah Superman dan menyimpan baju, dasi dan celana panjangnya. Tapi, Panji merasa hanya orang biasa, tapi cintaku padamu luar biasa. Lho kok malah nyanyi Lagu Cinta Luar Biasa-nya Andmesh Kamaleng.

Panji berjalan menuju anak tangga menuju lantai dua. Panji yakin di lantai dua ada tempat yang aman karena tak pernah terjamah penumpang kereta. Setelah celingak-celinguk, Panji menemukan tempat yang tepat untuk melepas baju dan mengenakan celana kolor di sela-sela papan kayu yang disandarkan di dinding.

Tak sampai satu menit, adegan ganti baju dan mengenakan celana kolor sukses digelar. Panji memasukkan baju, celana panjang dan sandal jepit ke dalam tas dan menyembunyikannya di sela-sela papan. Terus ponsel dan dompet disimpan dimana? Tenang saja! Panji sudah memperhitungkan segalanya, karena itu ponsel dan dompet ditinggal di rumahnya. Panji hanya membawa uang seperlunya.

Karena sudah memakai celana kolor Benrakaton, maka, Cling! Panji yakin tubuhnya sekarang sudah tak kasatmata, menghilang dari pandangan orang lain. Dengan santai Panji menuruni anak tangga menuju lantai satu Stasiun Depok Baru. Panji melihat langkah-langkah kaki penumpang memasuki Stasiun Depok Baru. Tak ada satupun dari mereka yang berteriak, berarti tidak ada yang melihat penampakan manusia berkolor hitam.

Sifat isengnya muncul kembali. Tangannya mencolek pundak salah satu penumpang perempuan yang sedang asyik dengan telepon genggam. Penumpang itu celingak-celinguk mencari sosok yang mencoleknya. Karena tak ketemu, ia kembali memantengi layar telepon genggam.

Di depan satpam, Panji membuka mulut lebar-lebar dan mempermainkan kedua tangannya, seperti harimau hendak menerkam mangsa. Satpam itu diam saja, seperti tidak terjadi apa-apa. Panji semakin yakin kalau celana kolor Benrakaton sudah bekerja dengan baik.

Panji bergerak ke ujung peron, menuju tempat pemberhentian kereta pertama yang istimewa karena merupakan Kereta Khusus Wanita (KKW). Sebagai informasi, KKW merupakan kereta yang diperuntukkan untuk wanita, penumpang laki-laki tentu saja tidak boleh masuk. Dalam satu rangkaian kereta yang biasanya terdiri dari 8, 10, atau 12 kereta, KKW berada di kereta pertama dan kereta terakhir. Keberadaan KKW ini bisa menjadi bahan modus untuk merayu pujaan hati. “Cintaku padamu seperti Kereta Khusus Wanita, cinta pertama dan terakhir.”

Kalau musisi Ahmad Dhani salah satu personil band Dewa 19 suka nongkrong di stasiun Jabodetabek, mungkin akan tercipta lagu Rahasia Perempuan versi KRL. Judulnya Kereta Wanita yang dinyanyikan Ari Lasso dengan sangat kharismatik.

♪ Ada satu bagian dari rangkaian kereta yang tidak boleh disentuh lelaki

Di manakah bagian itu? Maukah kau tahu?

Karna bagian itu, hanya khusus untuk para perempuan

Karna bagian itu, sungguh sangat bisa, buat perempuan jadi lebih aman, jadi lebih nyaman

Di manakah bagian itu? Maukah kau tahu?

Reff: Datanglah ke ujung kereta, ada Kereta Khusus Wanita

Rawat dengan setulus cinta, buat keberadaannya hingga selamanya ♪ 

Selain letaknya di kereta paling depan dan belakang, KKW juga bisa dilihat dari desainnya yang berbeda dengan kereta lainnya. KKW didesain sesuai selera wanita, dari sisi luar kereta ditempel stiker warna merah muda dan gambar ikon perempuan serta tanda larangan bagi penumpang selain perempuan.

Tapi di bagian dalam kereta sama seperti gerbong lainnya, tidak ada cermin, tissu, kulkas, kompor listrik, atau dispenser. Yang membedakan, di dalam KKW terdapat flyer warna merah muda bergambar ilustrasi perempuan dan bunga-bunga. Wanita memang selalu dikaitkan dengan bunga-bunga.

Pengadaan KKW berawal dari maraknya kasus pelecehan seksual di atas moda transportasi umum yang menimpa kaum perempuan. Dengan adanya KKW diharapkan kaum perempuan menjadi lebih aman dan nyaman. Namun pada perkembangannya ada beberapa penumpang prioritas seperti ibu hamil dan lansia yang mengeluh di media sosial karena sulit mendapatkan tempat duduk di KKW. Mungkin karena sesama perempuan jadi tidak ada yang mau mengalah memberikan tempat duduk.

Panji berpikir, sesekali naik KKW pasti asyik. Kapan lagi, mumpung memakai celana kolor Benrakaton, jadi tidak ada siapapun yang bisa melihat. Dalam kondisi biasa, bila ada seorang lelaki nekat masuk KKW, para penghuninya bisa meneriaki dan mengusirnya. Walka atau pengawal kereta juga akan mempersilakan penumpang laki-laki untuk berpindah dari KKW ke kereta campuran.

Saat ada KRL yang berhenti di Stasiun Depok Baru, Panji dengan santai masuk ke dalam KKW. Baru kali ini ia masuk ke dalam kereta yang isinya perempuan semua. Pandangannya matanya jadi segar, seperti sedang piknik di taman yang penuh dengan bunga-bunga.

Saat Panji berdiri, tiba-tiba matanya terpaku melihat tas yang mengait di bahu perempuan yang juga berdiri membelakanginya. Bagian tas nongol di depan muka Panji dengan resleting sedikit terbuka. Wajah Kang Asep tiba-tiba terbayang di benak Panji. Ia juga teringat bagaimana Kang Asep memperagakan ilmu keterampilan jari dan jurus maju-mundur cantik.

Panji menggeleng-gelengkan kepala, berusaha untuk tidak tergoda. Namun bayangan tagihan celana kolor berputar-putar di kepalanya, disusul bayangan kotak bekal milik Nuraini yang hilang. Kalau satu kali sih nyopet nggak apa-apa, bisik setan dengan sepasang tanduk yang menyala terang, sepertinya baterainya sudah terisi penuh.

Lihat selengkapnya