BUKAN CERITA CINDERELLA

memia
Chapter #4

DEMI KEBAHAGIAAN ADI


Mobil yang dinaiki Adi dan Bella memasuki halaman sebuah rumah dan berhenti tepat di depan pintu utama yang besar. Bella turun dengan masih memperhatikan rumah yang didatanginya. Kediaman Martina cukup nyaman dengan bergaya Eropa membuat rumahnya tampak megah dan mewah.

Adi dan Bella disambut tuan rumah dengan baik, mereka langsung menuju ruang tamu. Sudah ada beberapa orang yang menunggu. Dua saudara laki-laki Martina, Bagas dan Indra serta Puspa Wijaya, wanita paruh baya yang sudah dikenalkan kepada Adi sebagai nenek Anya dan Arneta yang sedang duduk diantara dua cucunya.

“Ini adalah keluarga tante, Bella. Memang tidak semua bisa hadir karena saudara yang lainnya berada di beberapa kota yang berbeda dan masih sibuk. Jadi hanya adik-adik tante dan ibu dulu yang bisa bertemu dengan Bella.” Martina memperkenalkan tiga orang yang hadir dari pihak keluarganya.

Bella dan Adi menyalami ketiganya.

“Bella sangat cantik, seperti Anya dan Arneta.” Ucap Puspa kagum. Bicaranya pelan dengan senyum manis seperti yang dimiliki Martina.

Bella hanya tersenyum kecil sebagai bentuk ucapan terimakasih kepada wanita itu. Ada beberapa hal yang berada di pikirannya saat ini. Melihat rumah yang sama megahnya dengan rumahnya, membuatnya kembali menganalisa tujuan Martina ingin menikah dengan papanya. Dengan kekayaan yang hampir sama dengan Adi, tidak mungkin Martina ingin mengambil harta papanya seperti ibu tiri yang ada dalam buku dongengnya.

Bagas, Indra dan nenek Puspa juga sepertinya memiliki sifat yang baik terlihat dari wajah dan tingkah laku mereka yang wajar, membuatnya sedikit lega. Setidaknya dia tahu bahwa Martina tidak akan sejahat ibu tiri Cinderella. Mungkin dia memang harus mulai menghilangkan pikiran-pikiran buruk tentang Martina dan kedua putrinya.

“Bagaimana kalau kita langsung ke ruang makan saja, Bella pasti suka dengan masakan seafoodnya.” Ajak Martina.

Adi senang mendengarnya, calon istrinya itu ternyata menyiapkan apa yang menjadi kesukaan putrinya. Dia berharap Bella bisa menyukai Martina dengan pendekatan yang dilakukannya.

Bella suka sekali dengan masakan seafood, Martina pasti telah bertanya sebelumnya tentang apa yang menjadi favoritnya kepada papanya. Meskipun Bella tidak terlalu lapar, tapi dia menghabiskan makan malamnya hanya untuk menghargai tuan rumah.

Setelah makan malam, Arneta menemani Bella untuk mengelilingi rumahnya. Daripada mendengarkan orangtua mereka yang sedang berbincang bersama nenek Puspa, yang pastinya sedang membicarakan masa depan. Dan itu pasti membosankan.

“Kata om Adi, kamu suka baca buku novel ya?” tanya Arneta, setelah mereka menaiki tangga menuju lantai dua. Menuju kamarnya yang berada di deretan pertama dari tiga kamar di lantai atas ini.

Bella hanya mengangguk.

Lihat selengkapnya