Langit-langit kamar terasa berputar ketika Bella berbaring di ranjangnya dan menatap lurus ke atas. Tidak ada lukisan mamanya di kamar itu, juga tidak ada buku dongengnya untuk menemaninya mencari kantuk. Yang ada hanya sebuah gaun yang tergantung, yang sempat dia pakai sebentar untuk menjadi saksi pernikahan kedua papanya. Karena tidak mungkin ia memakai setelan kaos dan celana jeansnya di acara penting papanya.
Ini adalah kamar yang dipersiapkan untuknya, ketika dia sudah menjadi anggota baru keluarga Wijaya. Ya, hari ini adalah pernikahan Adi dan Martina. Tepatnya tadi siang akad nikah berlangsung yang hanya di hadiri keluarga dan teman-teman dekat. Meskipun sederhana tapi membuat Bella cukup kelalahan, bukan fisik tapi jiwa dan hatinya.
Menyaksikan papanya mempunyai istri lagi dan mencintai wanita selain Amalia membuatnya sedikit tidak rela. Ada rasa sakit yang dipendam mengingat mamanya. Dia mengerti bahwa hidup harus tetap berjalan walaupun tanpa kehadiran orang yang kita sayangi. Namun rasa kehilangan itu masih mengendap di hatinya. Perasaan rindu akan sosok wanita yang telah melahirkannya itu begitu besar.
Bella membiarkan setetes airmata mengalir di sudut matanya. Entahlah, ini adalah airmata kebahagian atau airmata penyesalan. Dan apakah dia bisa ikut bahagia atau berpura-pura bahagia demi papanya.
Adi memasuki kamarnya, masih dengan kemeja formal yang lengannya dia gulung. Sepertinya tamu sudah meninggalkan rumah Martina, karena tidak terdengar lagi suara-suara gaduh dari lantai bawah.
Bella bangun dan duduk, bersandar di bantal yang cukup besar untuk punggungnya.
“Kamu sudah makan sayang?”
“Sudah pa, apa pestanya sudah selesai?”
Adi mengangguk. “Tamu-tamu sudah mulai pulang, dan Martina sepertinya kecapean, dia sudah tertidur di kamar.”
Senyum tipis terlihat dari wajah lelah papanya.
“Kamu suka dengan kamarnya? Arneta menyiapkan sendiri kamar ini lho. Dan sengaja bersebelahan dengan kamarnya, biar dekat katanya.”
Bella mengangguk.”Suasananya tidak jauh beda dengan di rumah. Hanya masih terasa asing saja.”