Sepanjang perjalanan Bella dibuat jengkel, sehingga membuatnya hanya cemberut. Hati Arga sepertinya terbuat dari batu meteor yang super kuat. Bagaimana ia membiarkan Bella harus sedikit berlari untuk tetap bisa mengimbangi langkahnya. Membuat gadis itu kesulitan dengan jalan yang berbatu dan sedikit licin karena tanah basah. Padahal tubuh Bella masih butuh istirahat dan sepertinya Arga tidak peduli dengan itu. Bella mengakui, memang salahnya sendiri yang ingin ikut pergi bersama Arga.
Bella sampai tidak bisa memperhatikan keadaan sekitarnya kemana ia berjalan karena takut terpeleset atau tertinggal di belakang. Ia tahu Arga tidak akan kembali mencarinya bila ia hilang dan Bella akan tersesat di hutan tanpa bisa mencari jalan keluar dari tempat yang entah masih ada di peta atau tidak ini.
Bella menyesal mengikuti Arga, tapi ia juga tidak bisa kembali sendiri. Jalan di belakangnya hanya pepohonan, ia tidak ingat jalan yang ia lewati tadi. Bella tidak terbiasa dengan suasana hutan dan perbukitan seperti ini, ia anak kota yang dari kecil terbiasa dengan gedung-gedung tinggi dan suasana yang ramai dan sibuk.
Sampai di ujung perjalanan, Bella tercengang melihat sungai dengan air sebening kristal. Di ujung sungai ia melihat air terjun kecil yang menambah kecantikan tempat yang cukup jauh dari rumah Arga itu.
Arga menatap sepasang kaki yang belepotan tertutupi tanah merah. Bella merenggut, ia tahu laki-laki itu pasti sedang menertawakannya kakinya yang kotor.
Tanpa bicara Arga hanya melangkah menuju ke sebuah benda yang ia letakkan sebelumnya di dalam air. Ia menarik sebuah tali dan benda berbentuk bubu untuk menjerat ikan. Bella pikir laki-laki itu akan menangkap ikan dengan memancing.
Gadis ini memutar kepalanya, memperhatikan dan mengamati tempat itu. Tetap saja hanya pohon-pohon besar yang ia lihat. Ia jadi tidak percaya di tempat ini ada aktifitas seperti sebuah pertandingan beladiri seperti yang dikatakan Arin. Tempat ini adalah hutan lebat yang mungkin hanya ditinggali Arga dan Arin. Bella tidak melihat keberadaan orang lain selama dalam perjalanan ke tempat ini.
Pandangannya jatuh kembali ke permukaan sungai yang mengalir dengan pantulan sinar matahari yang mulai meninggi. Ia merasa tenang dengan hanya melihatnya.
Suara ikan yang menggelepar membuatnya mengalihkan perhatian ke arah Arga. Ikan yang didapat lumayan banyak dan mungkin masih banyak makanan yang bisa diperoleh dari hutan sekitar mereka. Tapi kenapa Arga harus bertarung di arena demi mendapatkan bahan makanan untuk bertahan hidup.
Bella menghampiri Arga, melihat ikan-ikan yang cukup besar itu masuk ke dalam ember yang dibawa Arga.
“Selain menumpang truk, apa ada cara lain untuk keluar dari sini? Apa kalian tidak mempunyai kendaraan sendiri, seperti motor atau sepeda?”
“Motor membutuhkan bahan bakar, dan bisa didapat ketika memenangkan pertarungan di arena. Sedangkan sepeda, tidak ada yang memilikinya.” Jawab Arga tanpa mengalihkan pekerjaannya menarik bubu lain dari sungai.