Perasaan Christian tidak tenang, ia mendekati jendela besar di kamar itu, dan melihat keluar jendela. Matanya membesar, ia tergesa-gesa kembali kepada Bella dan menyuruhnya untuk segera keluar dari rumah ini.
“Arneta dan Anya pulang lebih cepat, kita harus segera keluar dari sini.”
Bella menatap Adi dengan bingung, ia tidak ingin berpisah lagi dengan papanya. Ia masih ingin bersamanya, menjaganya dan ingin membawanya dari tempat ini.
“Aku harus membawanya Chris, dia ikut bersamaku.” Bella meraba-raba bahu dan punggung Adi, mungkin ia bisa menggendongnya di punggung.
“Bella, akan sangat berbahaya untuk om Adi, jika kamu membawanya seperti itu.”
“Aku tidak mau meninggalkannya Chris!" Bella memperhatikan selang-selang dan keadaan Adi dengan panik. Bagaimana caranya ia membawa pergi laki-laki itu. Ia menggenggam erat tangan Adi, seolah-olah meminta papanya untuk bangun.
“Bella!” Christian terpaksa menyadarkan Bella dengan nada tinggi.
Bella melepas tangan Adi, lalu memukul pinggiran ranjang dengan geram.
“Aku sudah berjanji untuk membantumu, jadi percayalah. Kita akan mencari jalan untuk membawa om Adi dari sini. Tapi sekarang, kita tidak mempunyai waktu lagi. Anya dan Arneta akan sampai di kamar ini sebentar lagi.”
Bella menahan getaran di bibirnya, ia harus berpikir untuk saat ini dan mengalahkan egonya.
“Kamu harus menahan perasaan dendam itu, sekarang bukan waktunya.“ Christian menyentuh bahunya, membuat Bella tersadar.
Dengan perasaan berat, sekali lagi ia memandangi sebentar wajah yang dirindukannya itu, Bella akhirnya melangkah mengikuti Christian yang sudah berada di pintu kamar.
Christian memperhatikan keadaan sekitarnya.
“Kita lewat pintu belakang.”