BUKAN CERITA CINDERELLA

memia
Chapter #43

SEBUAH KECUPAN

Bella, Arga dan Jeff masih memperhatikan dokter yang memeriksa Adi di kamar apartemen Jeff. Dokter tentara yang sudah pensiun itu selesai memeriksa kondisi Adi, dia tersenyum menenangkan.

“Meskipun masih dalam pengaruh obat itu, tapi kondisinya stabil. Aku akan mengambil sampel darahnya untuk dicek di laboratorium agar aku bisa memberikan pengobatan yang tepat untuknya. “

“Terimakasih dokter Arifin, maaf aku selalu merepotkan.” Jeff mengantar dokter yang diminta bantuannya itu keluar ruangan.

Dokter Arifin sudah menganggap Jeff sahabatnya sendiri, karena mereka memang dekat dari sejak ia masih menjabat sebagai dokter khusus prajurit yang bertugas di medan perang. “Kalau urusan keadilan, aku pasti akan membantu.”

Bella menghampiri Adi, duduk di pinggir ranjang memperhatikannya. Bella merasa dunianya kembali hidup dengan melihat Adi berada di dekatnya. Ia harus berterimakasih kepada orang-orang yang telah membantunya selama ini. Terutama kepada pemuda yang sekarang sudah berdiri di sebelahnya, yang ikut lega melihat orang yang menjadi tujuan Bella berada dalam keadaan baik dan aman.

“Ga, boleh aku minta satu pelukan?”

Arga seperti mendapat sengatan listrik mendengar permintaan Bella yang menurutnya tiba-tiba itu. Belum Arga mengiyakan Bella sudah berdiri lalu menarik bahunya dan memeluknya membuat Arga membesarkan matanya kaget. Ini terlalu mendadak, ia belum siap.

“Terimakasih ya Ga, kalau bukan kamu yang membantu aku sejak di Andera. Aku tidak tahu lagi harus meminta bantuan pada siapa?”

“Ada Christian.” Entah kenapa nama itu melesat dari bibirnya, mungkin karena Arga sedang gugup saat ini.

Ucapan Arga membuat Bella menjauhkan wajahnya dan menatap Arga tidak suka.

“Jangan mulai, hati aku lagi senang jangan membuatnya jadi kesal.”

“Maksudku, Christian juga banyak membantu.” Sahut Arga kikuk.

Mereka tidak sadar, kalau tangan Arga masih berada di pinggang Bella.

“Tapi kamu, dan Arin yang membuat banyak perubahan di hidup aku Ga.”

Baiklah, Arga akan menerima ucapan terimakasih Bella bila memaksa. Tapi, ia memang tidak merasa menjadi orang yang secara langsung menjadi orang penting dalam perubahan yang terjadi pada Bella.

Semua yang terjadi pada Bella adalah karena dirinya mau berubah dan tidak menyerah. Ia dan Arin hanya perantara saja, untuk menyadarkan dan menuntun Bella.

Sikap rendah hati Arga membuat rasa kagum mulai mengisi hatinya Bella. Ia tidak menyangka pemuda yang menyebalkan ini mempunyai hati yang tulus seperti ini.

Ketika jeda digunakan untuk saling menatap sampai menembus ke dalam perasaan yang mulai hangat, lalu adanya desiran halus yang merambat di sekujur tubuh keduanya membuat mereka melupakan sesaat dunia di sekitar. Ketika keduanya tanpa sadar saling mendekatkan wajah, dan tangan Arga yang masih memeluk menarik pinggang ramping Bella membuat keduanya mengikis jarak. Perlahan kedua bibir itu hampir bertemu, tapi suara lirih dari Adi membuat keduanya tersadar dan segera menjauhkan tubuh masing-masing.

Lihat selengkapnya