BUKAN CERITA CINDERELLA

memia
Chapter #45

BERTUKAR

Jeff memeriksa rumah Arga yang masih berantakan, ia dan Bella sedang membereskan kekacauan yang tidak disangka akan dilakukan oleh Anya kemarin malam. “Aku tidak yakin Christian memberitahu alamat rumah kepada Martina. Wanita licik itu pasti mempunyai banyak cara untuk menemukan rumahmu.”

Bella telah selesai merapikan ruang tengah, ia kemudian menemukan Arga di halaman belakang, duduk merenung dalam diam. Amarah laki-laki itu pasti masih bersarang di dadanya, dengan penculikan yang dilakukan Martina terhadap adik perempuan satu-satunya. Ia kemudian mendekati, menyentuh bahunya. Memberikan ketenangan seperti yang selalu laki-laki itu berikan untuknya, meskipun dengan caranya yang berbeda.

“Arin akan baik-baik saja, dia gadis yang kuat.”

“Aku tahu.” lirih Arga pelan.

Bella menggenggam tangannya, mengalirkan rasa nyaman yang membuat Arga menatapnya lekat. Arga suka sekali menyelami tatapan dari mata cantik Bella. Ia bisa tenggelam dalam hangatnya binar sepasang iris coklat itu.

Genggaman erat kedua tangan itu mampu membuat perasaan Arga lebih baik. Ia menghela nafas, membuang sesak yang sedikit menghimpit dadanya.

Jeff muncul dengan seruan yang membuat keduanya menoleh ke arahnya. "Anya menghubungi, dia ingin kita bertemu di suatu tempat."

"Kita jemput Arneta." Sahut Bella yang diangguki Arga dan Jeff.


Bella terkesiap ketika ia membuka pintu besi itu sebilah kayu hampir menyentuh wajahnya. Ia menyadari dengan cepat ketika Arneta menyerangnya dengan sebuah kayu yang dijadikan senjata. Dengan lengan dan lutut yang masih berbalut perban, Arneta mengirimkan beberapa pukulan ke arah Bella.

Bella mengakui, Arneta mempunyai fisik yang bagus dan kuat sehingga ia bisa melakukan perlawan terhadap dirinya. Bella hanya menghindar tanpa membalas, ketika kayu itu memukul dinding dengan keras serpihannya hampir mengenai matanya.

Sepertinya sudah cukup ia menerima serangan Arneta. Bella menangkap tangan yang tidak terluka, menariknya ke belakang punggung Arneta dan menguncinya.

“Kamu ingin menemui mamamu kan? Jangan khawatir kamu bisa bertemu dengannya sekarang!”

Lihat selengkapnya