Bella memperhatikan seorang pria bertubuh besar di depan pintu gerbang bangunan kusam itu. Tingginya mungkin melebihi tinggi Arga. Tapi gadis ini tidak takut, ia mempersiapkan kakinya.
Pria itu hanya memandang remeh ke arah Bella, wajah bulatnya hampir menutupi mata sipitnya. Tapi ia terperanjat ketika Bella tiba-tiba berlari ke arahnya dan salah satu kakinya menumpu pada pahanya untuk tolakan tubuhnya.
Dan, bugh!
Lutut gadis itu mengenai rahang bawahnya dengan keras, sesaat ia kehilangan pandangannya sebelum ia ambruk tersungkur ke lantai dan tidak sadarkan diri.
Bella mendarat sempurna di lantai, ia membuang nafas puas. meninggalkan seonggok tubuh besar itu tergeletak tak berkutik di lantai. Ia kemudian melanjutkan melangkah memasuki bangunan untuk menemui Anya dan Martina.
Tapi ia hanya melihat Anya ketika ia membuka pintu besar itu.
Jeff yang masih duduk di mobil bersama Arneta, tersenyum senang dengan kehebatan Bella yang tanpa mengeluarkan banyak tenaga bisa mengalahkan pria yang bertubuh lebih besar darinya. Ia mengakui, didikan Arga memang berhasil.
Arneta yang juga melihatnya hanya bisa menahan kesalnya.
Jeff kemudian membawa Arneta keluar dari mobil dan ikut masuk menyusul Bella. Dan sambil tertatih dengan tangan yang diborgol Arneta harus menuruti pria itu dengan wajah tertekuk geram. Jeff menyandarkan punggungnya di dinding dengan santai, seperti akan melihat sebuah pertarungan di Arena. Sementara Arneta berdiri di sampingnya dengan menahan amarah melihat Anya dan Bella sudah saling berhadapan.
Anya berdiri menantang dengan sebuah pisau di tangan kanannya. Ia benar-benar melihat gadis itu didepannya. Gadis yang pernah ia kalahkan dengan mudahnya dulu. “Aku pikir kamu sudah berada di neraka.”
Bella tersenyum sinis, berhadapan dengan salah satu anak Martina yang paling kuat tidak membuatnya gentar.. “Aku tidak semudah itu untuk mati, tapi aku harap aku yang akan mengirimmu ke neraka sekarang.”
Anya tertawa sumbang.”Aku memang melihat kemampuanmu berkembang dengan sangat baik. Tapi bukan berarti kamu bisa mengalahkanku seperti Arneta.”
Dan ketika dirinya bergerak lebih dulu, Anya langsung menyerang ke arah wajah, dada dan perut. Bella mencoba terus menghindar dengan berusaha menangkap tangan yang memegang pisau tajam itu. Ketika pisau itu kembali melayang ke arah wajahnya, Bella menahan tangan Anya dengan kedua tangannya lalu mengambil kesempatan untuk mendaratkan lututnya di perut Anya yang terbuka. Anya terdorong ke belakang sambil meringis. Ia kembali menyerang Bella dengan pisau yang masih berada ditangannya. Anya merendahkan tubuhnya untuk menyerang daerah kaki Bella.
Tapi dengan cepat Bella berhasil mengangkat kakinya dan menginjak tangan Anya membuat pisau itu terlepas.