Hujan telah reda di pagi hari, meninggalkan tanah berbau lembab, butiran air di daun-daun, pot tanaman yang terjatuh karena terhempas angin, serta lantai rumah yang tergenang bak sisa-sisa kapal karam.
Pagi-pagi sekali Bu Haji Oos telah menelpon tukang-tukang yang biasa memperbaiki rumahnya untuk datang membawa material-material bangunan untuk membetulkan atap rumah keluarga Bu Ratih. Ini inisiatif Uti, sebab semalam ia mengintip ada yang tidak beres dari kehadiran Saija dan Trisna yang naik ke atas atap malam-malam di tengah hujan hebat.
Uti sendiri menanyakan Saija malam harinya namun Saija tak menceritakan apapun dan malah meminta izin supaya Rinjani bermalam di rumahnya, dan sekarang ia pun datang ke rumah Saija tuk membantu sampah-sampah dari atap yang bocor (atau lebih mirip tumpah) semalam.
Seperti Uti dan Saija, Kak Tris pun sibuk membersihkan puing-puing semalam sekaligus memandu tukang-tukang yang mengangkut barang-barang tuk perbaikan atap.
“Kau harusnya tak usah repot-repot,” ujar Saija yang baru membawa buntelan plastik berisi sampah ke luar pagar. “Aku minta izin untuk Rinjani menginap pun sudah sangat cukup.”
Uti menepis-nepis tangannya yang terkena debu karena juga habis membuang sampah. “Tak usah basa-basi. Kau ganti saja dengan bakso warung perempatan, hehe…”
Saija senyam-senyum.
“Kau mau cerita soal semalam?”
“Tak usah,” Saija sempat menengok ke arah Kak Tris yang tengah sibuk mengarahkan mobil bak terbuka yang sedang parkir mundur.
“Cuma urusanku dan Kak Tris yang baru selesai semalam.”
“Betul kau tak mau cerita?”
Saija lalu menengok ke rumah Uti yang tampak samar-samar dari luar ada Ibu yang sedang duduk bersama Bu Haji Oos. Ia yakin pasti Uti mendesak menanyakan karena Ibu mampir ke rumahnya bukan hanya sekedar berterima kasih.
Lelaki muda itu mengangguk dan tersenyum. “Sungguh, urusannya sudah selesai, Uti.”
Setelah sebagian urusan rumah selesai, Ibu sekeluarga membereskan barang-barang dan menginap sementara waktu di rumah Bu Haji Oos. Sebetulnya Ibu tak enak hati, tapi mau bagaimana lagi, kondisi rumah yang sedang diperbaiki tak mungkin layak untuk ditinggali, terlebih karena hujan mungkin datang lagi.