Bukan Drakor

Eva yunita
Chapter #2

Kota yang kejam

Entah bagaimana ceritanya. Yang pasti aku berhasil kabur dari mobil pria yang berusaha menahan ku.

Tidak ku sangka hidup di kota begitu kejam. Baru saja datang ke kota aku sudah banyak mendapat masalah, lalu bagaimana lagi aku menjalani hidupku setelah ini?

Baru segini saja aku sudah merasa tak sanggup. Dan diam-diam akupun jadi merindukan rumahku yang ada di desa, merindukan ibu juga kakekku. Mereka saat ini pasti sedang panik mencariku, tapi jika aku kembali. Bearti aku harus siapa di jodohkan dan di nikahkan dengan Leo yang tak pernah lagi ku lihat wajahnya. Entah apa rupa bocah laki-laki yang 17 tahun lalu pernah bertemu denganku. Bahkan aku tak bisa mengingat rupanya dengan jelas saat itu.

Karena berlari cukup jauh di tempat yang asing bagiku, akhirnya aku sampai di sebuah gang sempit yang rumahnya pun berjajar sangat rapat.

Akupun berjalan melewati gang sempit tersebut, banyak anak-anak kecil sedang berkumpul bermain disisi jalan, hingga akhirnya mataku tanpa sengaja menangkap sosok itu, sosok pencuri yang mengerjai ku tadi.

"Kau harus tanggung jawab!" Sergahku tiba-tiba padanya dan dia tampak terkejut dengan kehadiranku yang sudah ada di hadapannya.

Namun sejenak kemudian pria itu malah terkekeh melihatku.

Apanya yang lucu?

"Tanggul jawab apa? Memangnya aku menghamilimu!" Katanya dengan ringan dan masih terus terkekeh.

Tingkahnya yang seolah tak peduli membuatku semakin gemas saja padanya. Ingin rasanya menebas lehernya dengan pedang kala itu juga. Terserahlah kalo aku terdengar berlebihan. Siapa suruh dia membuatku murka.

"Bukan itu maksudku, kau sudah membuatku di kejar warga, dan sudah menempatkanku pada situasi yang sulit!" Tiba-tiba saat mengucapkan kalimat terakhirku akunjadi teringat kejadian beberapa jam yang lalu saat di berada di mobil seorang pria.

Cih... itu memalukan sekali.

Aku berusaha untuk tidak mengingat-ingatnya lagi.

"Jadi kau ingin aku bertanggung jawab yang bagaimana?" Saat ini pria itu seolah menatapku dengan serius.

Sejenak aku tampak berpikir, dan aku pun teringat sesuatu...

"Emm..., aku baru datang ke kota ini, aku tak punya sodara ataupun kenalan, bisakah kau mencarikan tempat menginap untukku?" Kataku kemudian dengan nada sedikit memohon.

Lihat selengkapnya