Tak lama kemudian kami telah sampai di suatu tempat dengan mengendarai sepeda motor milik Iwal.
Sejenak aku merasa takjub melihat tenangnya air danau yang terhampar luas di hadapanku. Udara sejuk pun mulai menerpa kulit wajahku dan seolah menimbulkan ketenangan tersendiri.
Kemudian di dekat danau tersebut ada sebuah bangku panjang dan kami memilih duduk di sana.
"Aku terpaksa mencuri untuk membiayai sekolah adikku dan ibuku yang belakangan ini mulai sakit-sakitan...," Iwal memulai ceritanya dengan tatapan kosong menerawang ke arah danau.
Sejenak aku terdiam, tak ingin mengajukan pertanyaan ataupun tanggapan, aku memilih untuk memilih menunggu kelanjutan dari ceritanya.
"Aku ini adalah anak laki-laki yang sangat payah dalam keluarga!" Ujarnya kemudian seraya tersenyum mengejek pada dirinya sendiri.
"Tapi ku lihat kau bukan orang yang seperti itu, kau terlihat begitu peduli pada keluargamu!" Sahutku kemudian memberikan tanggapan sesuai yang ku rasakan dan ku lihat.
"Aku sebenarnya bekerja sebagai office boy di sebuah gedung perkantoran. Tentu saja gaji disana tidak cukup untuk membiayai hidup kami sekeluarga, untuk itu aku mencari tambahan dengan mencuri," Lanjutnya kemudian dan sekarang aku tahu jawabannya kenapa dia mencuri.
"Memangnya ayah kalian dimana?" Kata ku kemudian dengan ragu-ragu, takut-takut kalo pertanyaanku ini menyinggung perasaan Iwal.
"Ayah kandungku sudah lama meninggal, kemudian ibuku menikah lagi dengan seorang pria dan memiliki seorang anak yaitu Nana, adik perempuanku yang tadi, dan Ayah tiriku itu ternyata bukanlah orang yang bertanggung jawab, sudah beberapa tahun belakangan ini dia jarang pulang ke rumah kami, entahlah apa yang pria itu kerjakan di luaran sana!" Jelas Iwal lagi yang membuatku kembali teirngat dengan masa laluku, dimana ayah kandungku telah tega meninggalkan aku dan ibuku bahkan saat aku masih di dalam kandungan, dan pria itu tak pernah kembali.
"Aku turut prihatin mendengarnya," Ucapku berusaha berempat dan ku lihat Iwal hanya tersenyum tipis.
"Dan kau sendiri, apa tujuanmu pergi ke kota?" Tiba-tiba Iwal balik bertanya dan membuatku langisng gelagapan tidak tahu harus menjawab apa, aku tak mungkin mengatakan yang sebenarnya kan padanya? Kalo aku lari karena sendang menghindari perjodohan dengan seorang pria kaya yang mungkin juga tampan.
"Aku, sedang ingin mencari pekerjaan dan mencari pengalaman baru di kota!" Akhirnya aku masih bisa memberi alasan yang kedengarannya masuk akal, kemudian dia pun mengangguk tanda faham.