Tak lama kemudian Marsya sudah sampai di lantai 30, dan kini sudah berdiri tepat di depan presedir utama. Ia menghela nafas dalam, kemudian menghembuskanya pelan. Dan barulah ia mengetuk pintu ruangan Yanga da di hadapannya setelah merasa sedikit tenang.
Tok... Tok... Tok...
"Masuklah!" Sahut suara pria dari dalam ruangan. Siapa lagi pemilik suara itu kalo bukan Leo?
Ceklek...
Detik berikutnya terdengar handle pintu di buka. Marsya pun masuk ke dalam dengan perasan gugup yang tiba-tiba kembali bergelayut.
"Ini pak kopinya!" Kemudian dengan yang sedikit gemetar meletakkan kopi yang di bawanya di atas meja yang ada di dekat sofa tempat menerima tamu. Dan disana sudah tampak Aksai duduk di atas sofa seraya memandanginya.
"Eh..., kau lagi!" Seru Aksai seraya tersenyum dan menatap Marsya dengan tatapan menggoda, membuat Marsya sedikit risih dan buru-buru ingin segera berlalu dari hadapannya.
"Siapa?" Leo pun jadi mengalihkan perhatiannya pada Aksai.
"Bukan siapa-siapa kak," Sahut Aksai seraya tersenyum, matanya pun melirik ke arah Marsya yang masih berdiri di sisi meja.
"Kau ini ada-ada saja, kenapa kau menggoda seorang pria? Apa kau sudah tidak berselera lagi pada wanita?" Ujar Leo yang mendapati Aksai sedang menatap Marsya dengan tatapan tak biasa.
Mendengar itu mata Marsya pun langsung melotot kemudian menunduk, "Maaf pak, sebaiknya saya permisi dulu!" Ujar Marsya kemudian dengan sedikit kikuk.
"Eh..., tunggu dulu, biar kita keluar sama-sama, ada yang ingin ku bicarakan lagi denganmu!" Aksai sudah bangkit berdiri dari duduknya dan menghampiri Marsya. Membuat gadis berpenampilan pria itu menjadi bingung. Sebenarnya apa yang di inginkan pria ini terhadapnya, begitu pikirnya.
Bukan hanya Marsya yang merasa bingung, tapi Leo pun juga sedikit merasa aneh dengan tingkah adik laki-lakinya yang tak biasa. Apa Aksai sudah benar-benar gila, hingga mendekati seorang pria? Entahlah.
Namun seperti biasa, Leo memilih tak peduli. Bersikap cuek memang sudah menjadi ciri khas seorang Leo.
"Eh..., tunggu sebentar, sebelum kalian pergi, tolong, kamu...," Leo menatap ke arah Marsya, Kemudian gadis itu menunjuk pada dirinya sendiri, "Ya..., kamu, tolong pindahkan kopi yang kamu bawa tadi, di meja sini saja!" Lanjut Leo dengan wajah datar tanpa senyum.
"Hei..., kakak, kau itu pria atau bukan sih, kenapa kau itu manja sekali, kenapa hanya hal sekecil itu saja kau harus memerintah orang lain, kau pikir kau itu kaisar!" Dengus Aksai pad Leo. Lalu sedetik pandangannya kembali teralih pada Marsya dan mengerlingkan mata pada gadis itu. Membuat Leo yang menyaksikan pemandangan itu jadi sedikit bergidik.
"Memang aku kaisar, kan aku presedir utama di kantor ini, mau bicara apa lagi kau?" Sergah Leo tak mau kalah. Aksai pun memutar bola mata malas tak peduli.