Hari sudah menjelang sore saat Marsya dan Iwal mulai berjalan keluar kantor. Sudah jam sore, sudah saatnya jam pulang kantor. Mereka berdua pun melangkah semangat dengan senyum yang terus mengembang di bibir mereka.
Langit sudah tampak berubah warna, dengan semburat merah dan jingga yang tampak mendominasi saat mereka sudah berada di seberang jalan, berdiri menunggu angkot yang lewat untuk mereka tumpangi dan mengantar mereka kembali ke rumah.
"Marsya, sebaiknya kau pulang duluan saja, aku ada pekerjaan lain yang harus ku kerjakan," Ujar Iwal tiba-tiba, kemudian ia segera berlari kembali ke seberang jalan.
"Hei...,"
Mau kemana dia?
Diam-diam Marsya mengikuti Iwal kembali ke seberang jalan. Iwal sudah tampak berjalan di depannya dengan jarak 10 meter, Marsya tak mau berjalan terlalu dekat, ia tak ingin pria di depannya saat ini menyadari kalo dia tengah mengikutinya.
Tak lama kemudian, Marsya melihat Iwal naik ke sebuah mini bus yang terhenti karena menaikkan penumpang, jam pulang kantor seperti ini, pasti mini bus sangat di buru bagi pekerja yang tidak memiliki kendaraan pribadi. Marsya pun mempercepat langkahnya, bahkan berlari kecil agar bisa turut masuk ke dalam bus yang di tumpangi oleh Iwal tadi.
Badannya yang kecil memudahkannya untuk bersembunyi di antara penumpang yang sedang berdiri berdesak-desakan. Marsya melihat Iwal sedang berdiri di dekat pintu belakang mini bus, gerak geriknya terlihat mencurigakan, sambil dengan mata yang seolah melirik kesana kemari mengawasi, tangannya pun sudah sibuk bergerak memasuki sebuah tas milik penumpang lain yang tanpa sadar rek seletingnya agak terbuka.
Dengan gerakan tangan Iwal yang gesit dan sepertinya terlatih, dompet yang semula ada di dalam tas, kini dengan secepat kilat berpindah ke tangan Iwal, setelah mendapat yang ia inginkan, pria itupun segera memasukkan dompet incarannya ke dalam saku jaketnya, lalu kemudian...
Tok... Tok... Tok...
Iwal mengetuk kaca pintu yang ada di dekatnya bermaksud agar sang sopir mengehentikan laju mini busnya karena ada penumpang yang akan turun.
Iwal melompat turun saat mini bus berhenti, dan Marsya pun juga ikut buru-buru turun melewati pintu depan.
Setelah itu Marsya terus mengikuti kemanapun Iwal melangkah pergi. Langkah pria itu pun terhenti di sebuah gang sempit dan sepi, Marsya bersiap mengambil tempat bersembunyi tak jauh dari sana. Masih mencoba mengawasi. Perlahan tapi pasti, Iwal mulai mengeluarkan dompet hasil curiannya dari dalam saku jaketnya.
"Lumayan!" Seru Iwal sesaat setelah mengeluarkan seluruh uang cast dari dompet tersebut.
"Iwal...," Marsya memberanikan diri untuk menegurnya dan wajah Iwal tampak terkejut saat melihatnya.
"Marsya...," Serunya dengan tatapan cemas. Dengan sorot mata yang tajam perlahan Marsya melangkah ke arahnya.
"Kau melakukannya lagi?" Tanya Marsya dengan tatapan mata yang belum juga berubah.
"Apa pedulimu!" Iwal berubah marah dan berlagak sok cuek.