Blurb
Johan Pratama, seorang polisi yang biasa dipanggil JP, harus memecahkan kasus pembunuhan berantai misterius. Pelakunya susah dilacak karena minimnya barang bukti. Suatu hari dia menemukan sebuah bukti baru, yaitu selembar sobekan teka-teki silang.
Penyelidikan pun dimulai. Dia mengenal seorang gadis cantik dan misterius, yang selalu berpenampilan seperti boneka. Gadis misterius itu—bernama Anako--membuatnya penasaran dan jatuh cinta.
Pembunuhan masih terus berlanjut. Kematian para korban pun berbeda-beda. Ada yang meninggal keracunan, ada yang tewas tergantung, ada yang terbakar dalam rumah. Namun, ada satu yang sama. Setelah kematian para korban, selalu ada rumor berembus dan mengarah kepada satu tersangka. Namun, sayangnya, tersangka yang dimaksud tidak pernah ditemukan.
JP semakin sering bertemu gadis misterius itu, bahkan datang ke rumahnya. Namun, dia selalu ketiduran ketika berkunjung. Dia pun berusaha mencari tahu asal-usul gadis tersebut dan melakukan riset kecil-kecilan, kenapa gadis itu suka berpenampilan seperti anak kecil. Dia mulai bertanya kepada beberapa dokter dan psikolog, juga mencari tahu ke lingkungan sekitar tempat tinggal Anako.
Fakta demi fakta terungkap. JP mulai menemukan bukti-bukti keterlibatan Anako dengan pembunuhan-pembunuhan yang terjadi. Namun, ketika JP hendak mengklarifikasi hal tersebut, dia malah tergoda oleh tawaran Anako. Anako menyerahkan tubuhnya untuk JP. Akhirnya JP pun bungkam, pura-pura tak tahu tentang gadis itu.
Hingga suatu hari, naluri polisinya menuntut, dia harus menegakkan kebenaran. Sayangnya, ketika itu datang, Anako telah menyadari, dan memang sudah menyusun rencana untuk membunuh JP, jauh-jauh hari.
Anako menjebak JP yang kala itu datang berkunjung. Dia memasukkan obat tidur ke minuman JP. Setelah JP pulas, Anako membakar rumah dan pergi melarikan diri. Namun, di tengah jalan, ia kembali. Rasa cinta, membuatnya tak tega untuk menghabisi JP. Dia datang untuk menyelamatkan JP. JP yang saat itu sudah bangun, terkejut melihat api di sekelilingnya. Anako berhasil masuk ke rumah dan memapah JP, lantas mendorongnya keluar melalui jendela. JP sempat melihat Anako masih terjebak dalam rumah dengan api yang semakin membesar. Namun, dia kehilangan kesadaran karena kepalanya membentur batu ketika jatuh dari jendela lantai dua. Sejak saat itu, JP tak pernah melihat Anako lagi. Gadis itu seakan lenyap ditelan bumi.