Bukan Jodoh

Miftahul M
Chapter #1

1. Mengagumi

Matahari bersinar cerah hari ini, memancarkan cahaya yang menerangi bumi. Burung berkicau merdu, ayam berkokok dengan suara yang memekikkan telinga. Ya, hari ini semua bahagia, termasuk Laila.

Hari ini kelas Laila, tepatnya kelas 12 IPA 1 sedang ada jam kosong. Laila memutuskan untuk duduk di depan kelasnya memandangi kelas laki-laki yang beberapa bulan ini telah menjadi pengisi hatinya. Hati yang selama ini dijaganya, harus jatuh pada pesona laki-laki itu.

"Sampai kapan kamu cuma akan diem aja? Mengagumi dari jauh, tersenyum tidak jelas saat melihatnya, udah seperti orang gila kamu, Lai," cibir perempuan yang kini sudah ada di samping Laila.

Laila meliriknya sekilas dan kembali fokus dengan arah yang sedang dia perhatikan sedari tadi. "Kamu tidak tahu saja gimana rasanya orang jatuh cinta, Wa. Sangat menyenangkan. Setiap hari rasanya cinta yang aku miliki bertambah."

Laila dan  Zahwa adalah sahabat. Mereka kenal sejak SD. Rumah mereka berdekatan, sama seperti hati mereka yang selalu saling merasakan hal yang sama saat salah satu dari mereka kesakitan.

Kalian pernah merasakan jatuh cinta? Di mana kalian tidak akan mendengarkan ucapan orang tentang dia, di mana kalian akan selalu menganggap dia baik, dan itu yang Laila rasakan saat ini. Dia sedang mengagumi seseorang, dia selalu ingin tahu tentang orang itu. Namun, tidak banyak orang yang tahu, hanya dia, Zahwa, dan juga Allah tentunya. Setiap apa yang laki-laki itu lakukan, dia ingin tahu, bahkan dia sudah mongobrak-ngabrik sosial media yang dimilikinya. Namun, ternyata nihil. Tidak banyak yang dia temukan di sana. Laki-laki itu tidak terlalu aktif di sana.

Laki-laki itu berumur 1 tahun lebih tua dari Laila. Dia mempunyai postur tubuh lebih tinggi dari pada Laila. Keaktifannya di organisasi, bahasanya yang santun, hafalannya yang mantap, dan semua yang telah terlihat dari laki-laki itu, membuat Laila kagum padanya.

"Iya. Sampai kapan? Aku capek lihat kamu cuma bisa seperti tergila-gila padanya, padahal kamu satu angkatan dengannya. Hanya saja, kamu masuk di IPS dan dia masuk di IPA, tapi aku merasa kalau kamu itu sangat jauh darinya, dan kamu malah selalu mengaguminya. Udah jadi bucin tingkat nasional, ck." Zahwa berdecak karena kesal dengan sahabatnya yang satu ini.

Laila pun tidak mengerti dengan sahabatnya-Zahwa, biasanya dia adalah orang yang berada paling depan untuk mendukungnya. Namun, untuk kali ini dia tidak pernah mendukungnya saat dia membicarakan tentang Rizal.

"Entahlah, Wa. Aku terlalu takut untuk mengakui kalau aku suka padanya."

"Kenapa? Kalau memang kamu takut, harusnya kamu tidak begini. Mungkin orang awalnya tidak tahu, tapi kalau kamu tiap hari begini lama-lama juga orang yang lihat kamu akan tahu."

"Aku tidak mengerti dengan perasaanku, Wa. Aku merasa selalu ingin melihatnya, tapi di sisi lain aku merasa kurang pantas untuknya. Dia terkenal dengan hafalannya yang bagus. Sedangkan aku sendiri, kamu bahkan tahu bagaimana aku."

"Kamu bicara masalah pintar? Bahkan kamu sudah sering mendapatkan peringkat 1 di kelas, Lai."

Memang benar apa yang Zahwa katakan, Laila sering mendapat peringkat 1 di kelas. Namun, dia selalu tidak berani untuk mendekati Rizal. Dia merasa dia sangat tidak cocok dengan laki-laki itu, tapi dia selalu mengagumi akhlaknya yang selalu menjaga pandangannya juga pergaulannya. Hal itu sangat berbanding terbalik dengannya. Dia merasa kalau dia terlalu bar-bar, dia sangat senang bergaul dengan laki-laki.

Mereka bersekolah di sebuah Madrasah Aliyah Negeri yang ada di kota Metro, Lampung. Jangan kalian tanyakan bagaimana peraturan di sana karena di sana peraturannya sangat ketat. Dilarang pacaran, dilarang terlalu dekat dengan laki-laki yang bukan mahrom-nya. Dan dia sudah sering mendapat teguran dari guru karena hal ini. Dia bukan perempuan kasar yang suka mengolok-olok, bukan juga perempuan membangkang kepada guru, tapi dia adalah perempuan yang senang bergaul dengan siapa saja. Baginya, semua orang yang tidak memanfaatkannya adalah teman.

Kalian tahu bagaimana rasanya kalian dikenal dengan kenakalan kalian? Bukankah itu sangat menyakitkan? Apalagi kita sedang menyukai seseorang yang bahkan sifatnya merupakan kebalikan dari sifat kita.

"Tapi aku merasa berbeda jauh dengannya. Aku lebih baik diem aja. Nanti kalo ada yang tau aku suka sama dia, malah dikira enggak tau diri." Laila terkekeh.

"Aku mau tanya sesuatu boleh?" tanya Zahwa.

Lihat selengkapnya