Laura mengalihkan pandangannya dari kalender yang tergantung di dinding kamarnya. Hari yang selama ini ia nantikan akhirnya tiba. Tepat pada hari ini, Laura Lane akan melepas statusnya sebagai murid SMA Garuda, dan akan menjadi seorang mahasiswi. Laura merasa senang sekaligus sedih karena ia mungkin akan berpisah dengan teman-temannya. Namun apa boleh buat, ia tetap harus meraih mimpinya bukan?
Dering ponsel membuat Laura tersadar dari pandangan kosongnya. Ia kemudian mengambil ponsel miliknya yang terletak di meja rias dan mendapati nama Xan Julian, sahabat kecilnya, tertera di layar.
“Halo?” sapa Laura.
Raut wajah sedihnya beberapa detik lalu, hilang begitu saja. Kini, Laura justru tersenyum senang.
“Halo? Udah siap buat hari ini?” tanya Julian.
“Siap dong, seru banget pasti!”
“Pasti sih. Mau aku jemput?”
“Harus banget aku jawab?” gurau Laura.
“Oh iya, kamu kan nggak punya tebengan selain aku, hahaha… ” suara tawa di akhir kalimat itu terdengar seperti sedang mengejek Laura.
“Tau ah.”
Sambungan telepon kemudian terputus setelah Laura merasa sedikit kesal. Sambil mendengus, Laura keluar dari kamarnya dan menuju ke bawah untuk sarapan.
“Selamat pagi!” sapa Laura.
“Selamat pagi Ra! Sini duduk,” balas mama Laura.
Tanpa banyak bicara, Laura langsung menyantap makanan yang sudah disiapkan oleh mamanya. Laura tinggal bersama dengan kedua orang tuanya dan juga kakaknya yang bernama Arthur Steward. Biasanya, Laura dan Arthur selalu bertengkar setiap hari. Namun, hari ini Laura memilih untuk diam karena ia tidak ingin mengacaukan hari istimewanya ini.
Setelah semuanya selesai makan, mama Laura bergegas pergi ke kantor. Begitu juga dengan kakaknya yang segera berangkat ke kampus. Papa Laura selalu berangkat pagi, sehingga Laura jarang sarapan bersama dengan papanya.
Karena acara Laura masih nanti malam, ia memutuskan untuk menonton film di ruang keluarga. Angkatan tahun ini merayakan kelulusannya dengan Prom Night Party. Berbeda dengan sebelumnya yang hanya makan malam bersama. Laura sudah menyiapkan semuanya, dan ia hanya tinggal menunggu beberapa jam lagi.
Laura sudah mulai merasa bosan, ia bahkan sudah menonton film selama 5 jam. Akhirnya ia memutuskan untuk tidur, karena ia masih harus menunggu 6 jam lagi sebelum pukul 7 malam. Entah ada apa dengan hari ini, namun sepertinya waktu berjalan sangat lambat.
Jam sudah menunjukkan pukul 3 sore. Laura terbangun karena mendengar nada notifikasi whatsapp dari ponselnya. Ternyata, Julian memberitahu Laura bahwa ia akan menjemputnya pukul 6. Dengan keadaan yang masih mengantuk, Laura pergi ke dapur untuk mengambil salad buah di dalam kulkas, dan segera memakannya.