Bagiku keluarga adalah harta yang paling berharga, walau hidup tak bergelimang harta. Seperti lirik lagu film keluarga cemara.
"Harta yang paling berharga adalah keluarga. Istana yang paling indah adalah keluarga."
Bagi kamu generasi tahun 90-an pasti dulu suka nonton kisah Abah, Emak dan anak– anaknya yang salah satunya bernama Ara dan populer di tahun 1996-2005. Sinetron dari karya Arswendo Atmowiloto ini memang mengandung banyak pesan moral salah satunya harus tetap bersyukur dengan apa yang diterima selain betapa pentingnya arti sebuah keluarga. Saya suka cerita tema keluarga seperti ini, hingga tetap antusias menontonnya lagi ketika diangkat dalam bentuk film di bioskop.
Cerita yang berdasarkan novel berjudul sama yang ditulis oleh penulis dan wartawan Indonesia legendaris, Arswendo Atmowiloto ini mengisahkan kehidupan sebuah keluarga yang tadinya pengusaha mapan lalu jatuh miskin karena suatu kejadian. Untuk itulah oleh sang ayah yang dipanggil abah mereka dibawa pindah rumah dari kota ke desa.
Meskipun jatuh miskin, keluarga ini tetap harmonis karena mereka menyadari bahwa harta yang paling berharga adalah keluarga.
Nah, keluarga cemara ternyata diambil dari nama anak kedua yaitu Ara yang nama panjangnya adalah Cemara. Seorang anak yang penuh talenta, suka menggambar dan memiliki bakat dalam menyanyi. Lebih dari itu, Ara adalah anak yang paling ceria dan paling menonjol di antara ketiga anak Abah dan Emak.