[15:00 WIB]
Cukup lama aku menunggu bus yang akan membawaku ke Pasar Senen. Bus pertama, kedua, hingga kedelapan lewat, tapi yang kutunggu belum juga datang. Akhirnya, setelah hampir satu jam, bus itu tiba.
“Ke Senen, Pak?” Tanyaku kepada kenek bus.
“Iya, Neng, di belakang masih kosong,” jawabnya.
Aku berjalan ke bagian tengah bus, mencari tempat duduk yang tersisa. Di sebelah kanan, seorang pemuda berambut klimis sedang membaca koran. Di sebelah kiri, seorang ibu setengah baya duduk dengan wajah tanpa ekspresi. Ketika masuk tadi, ibu itu sempat menginjak jemariku. Sakit, dan kini jariku tampak kotor.