Bukan Lelaki Arimbi

Shinta Larasati Hardjono
Chapter #15

Hari Senin Adalah Enam Hari Sebelum Hari Minggu

“Mbak Didi,” aku mengetuk pintu kamar kakakku pelan.

“Ya, Mbi, ada apa? Masuk aja,” jawabnya dari dalam.

Aku membuka pintu dan melihat mbak Didi sedang menyisir rambut. Aroma sabun memenuhi kamar. Entah kenapa, pagi ini mbak Didi terlihat lebih cantik dari biasanya.

Mbak Didi, atau Prameswari Didi Mintohardjo, adalah kakakku satu-satunya. Dia empat tahun lebih tua dariku. Selain wajah cantik dengan bibir tipis, otaknya juga encer. Meski tidak lolos beasiswa atau ujian masuk perguruan tinggi negeri seperti aku, mbak Didi selalu berada di peringkat teratas saat sekolah.

Setelah lulus universitas, mbak Didi diterima bekerja di bank swasta internasional. Karena kepintarannya dan kepercayaan dari atasan, kariernya menanjak cepat. Di usia awal tiga puluhan, dia sudah berhasil membeli mobil Kijang Innova secara tunai dan kini sedang mencicil apartemen serta rumah di Bintaro.

"Kok malah bengong? Ada apa, Rimbi?" Tanya mbak Didi, menyadari aku hanya diam.

"Boleh pinjem baju nggak, Mbak?" Tanyaku.

Lihat selengkapnya