Bukan Lelaki Arimbi

Shinta Larasati Hardjono
Chapter #17

Mbak Didi Hamil

Sejak kejadian beberapa hari lalu, aku tidak bertegur sapa dengan mbak Didi. Bahkan ketika duduk bersebelahan di meja makan, kami hanya diam. Melihat wajahnya saja rasanya aku masih malas, apalagi untuk bicara.

Kata-kata mbak Didi yang menyebutku keras kepala masih terngiang di kepalaku. Seharusnya dia bisa sedikit membelaku di depan mami dan papi. Bagiku, mbak Didi bukan hanya kakak, tapi juga sahabat. Dan sahabat tidak seharusnya saling menjatuhkan, apalagi dengan kata-kata yang menyakitkan, seperti saat dia menolak meminjamkan bajunya.

Aku tahu mbak Didi sangat menjaga barang-barangnya. Koleksi baju, sepatu, dan tasnya semua berkualitas bagus dan harganya mahal. Untuk mendapatkan semua itu, dia menabung cukup lama, meskipun sebenarnya dengan gajinya yang besar, dia bisa saja membeli sepuluh baju mahal setiap bulan. Selain memiliki barang-barang berkualitas, mbak Didi juga berhasil membeli sebuah Innova seri terbaru, hasil dari kedisiplinannya menyisihkan uangnya. 

Sementara aku? Setiap terima gaji, uangku seperti numpang lewat. Habis untuk membayar tagihan kartu kredit, lalu langsung dipakai lagi untuk jalan-jalan, meet-up dengan teman, dan nongkrong di kafe. Sejujurnya, aku bisa lebih mengontrol pengeluaran, tapi entah kenapa selalu kebablasan.

“Belum pulang, Rim?” Suara Ghea membuyarkan lamunanku.

“Baru mau pulang nih,” jawabku.

“Ngelamunin apaan sih? Ayo, turun bareng yuk, gue juga udah mau balik,” ajak Ghea.

“Mau tahu banget atau cuma mau tahu, haha,” sahutku iseng.

“Eh, lo mau langsung pulang?” Ghea bertanya lagi.

“Belum tahu. Mau pulang sekarang juga masih males. Kenapa?”

“Temenin gue beli lipstick yuk. Ntar gue anterin lo pulang,” sahut Ghea.

“Beneran dianterin pulang nih? Lo mau cari lipstick di mana?”

“Di Pinang Mall. Yuk, temenin. Abis beli lipstick, kita ngopi dulu,” ajak Ghea lagi.

“Bungkus! Yuk!” Aku menyetujui ajakan Ghea.

—-

Setelah selesai membeli lipstick, kami duduk di kafe kecil di lantai dasar Pinang Mall.

“Warnanya bagus ya, Rim! Gue seneng banget dapet dua warna,” kata Ghea sambil membuka bungkusan lipsticknya.

“Iya, bagus. Bulan depan gue mau beli juga ah!” Sahutku.

“Belilah. Harganya juga gak mahal-mahal amat, dan bisa dipake buat semua kesempatan,” kata Ghea.

Lihat selengkapnya