Bukan Lelaki Arimbi

Shinta Larasati Hardjono
Chapter #20

Laki-laki Di Atas Awan

Aku mengenal Yerry sejak SMA. Sekolah kami tidak sama, tapi lokasinya bersebelahan. Awal perkenalan kami terjadi saat sekolah kami bertanding basket. Tidak ada yang spesial waktu itu, hanya sekadar pertemanan biasa.

Namun, benih-benih rindu mulai tumbuh saat kami bertemu lagi di dunia kerja. Kami sama-sama bekerja di bidang radio—Yerry sebagai penyiar, sementara aku di bagian Media Relations yang berfokus pada aktivitas marketing Below The Line (BTL). Radio tempat kami bekerja masing-masing termasuk bergengsi dan memiliki segmentasi yang mirip, yaitu anak muda yang gemar dunia lifestyle dan entertainment.

Tidak pernah terlintas di pikiran kami berdua bahwa kami akan memiliki kesamaan rasa. Saat perasaan itu muncul, kami masing-masing sudah memiliki pacar..

Meskipun kami menyadari adanya tali kasih yang resiprokal, tidak ada niatan sedikitpun untuk menjadi pengganggu atau perebut. Kami sepakat untuk tidak ada orang ketiga dalam sebuah hubungan. Kami hanya mengikuti perasaan secara alami, membiarkan bagaimana selanjutnya rasa itu bertumbuh.

Hubungan kami bukanlah hubungan tanpa status, karena kami tidak pernah memanfaatkan satu sama lain. Entah apa nama yang tepat untuk hubungan ini, tapi yang jelas, kami merasa nyaman satu sama lain, sambil tetap menjaga hubungan kami dengan pasangan masing-masing.

Mungkin hubungan ini bisa disebut sebagai "Hubungan Cinta Persahabatan" (HCP). Kami merasakan cinta, namun mencoba menjalani hubungan seperti sahabat agar tidak ada yang merasa tersakiti.

Ketika Yerry putus dengan pacarnya yang sudah dipacari selama dua tahun, hubungan kami tetap berjalan sama. Yerry tidak pernah berusaha mengganggu hubunganku dengan Hans. Meski begitu, ada saat-saat ketika Yerry tidak bisa membendung rindunya dan berharap hubungan kami bisa lebih dari sekadar teman. Namun, setelah sadar akan realita, dia biasanya menghilang sejenak untuk menenangkan diri, lalu kembali seperti biasa, menjadi sahabat terbaik untukku.

Yerry sering menjadi tempatku mencurahkan kekesalan saat aku merasa muak dengan Hans. Namun, setelah itu, aku kembali terperangkap dalam hubungan tak bahagia bersama Hans. Kenyamanan yang diberikan Yerry terasa seperti angin sejuk di tengah gurun panas. Dia membuat hidupku yang kering kembali segar.

Lihat selengkapnya