Keesokan harinya, setelah rahasia kehamilan Mba Didi terbongkar dan diketahui oleh mami papi, mami dan papi memutuskan untuk memanggil Mbak Didi dan Arimbi untuk berbicara. Mereka duduk bersama di ruang keluarga, suasana hening namun penuh dengan rasa kasih sayang.
Mbak Didi tampak gugup, tapi mami tersenyum menenangkannya, “Didi, Nak, yang sudah terjadi, biarlah terjadi. Sekarang, kita harus fokus ke depan. Kamu harus menjaga dirimu dan bayi ini. Kami akan mendukungmu sepenuhnya.”
Mbak Didi mengangguk, air mata mengalir di wajahnya. “Terima kasih, Mi, Pi. Aku benar-benar takut. Aku pikir kalian akan membenci aku.”
“Kami tidak akan pernah membencimu, Nak,” kata mami sambil mengusap rambut Mbak Didi dengan lembut. “Kamu anak kami, dan kami akan selalu mencintaimu, apapun yang terjadi.”
“Siapa ayah dari bayi ini, Nak?”
Mbak Didi menunduk, tampak sangat malu dan takut. “Ini bayi Alfian, Mi, Pi,” jawabnya pelan.
“Alfian?” Mami mengangkat alis. “Bukankah mami sudah bilang dari awal kalau mami tidak suka anak itu? Tapi kamu tetap tidak mendengarkan.”
“Kamu sudah bilang ke Alfian tentang kehamilan ini?” Tanya papi, suaranya tenang.
“Sudah, Pi,” jawab Mbak Didi dengan suara lirih.
“Lalu apa reaksinya?” Tanya papi lagi.
“Dia hanya diam,” Mbak Didi menjawab sambil menunduk.
Mami menarik napas panjang, “Besok suruh Alfian datang ke rumah, Didi. Kami perlu bicara dengannya,” kata mami tegas, tapi dengan nada yang penuh perhatian.
“Jangan terlalu malam, Nak. Suruh dia datang paling lambat maghrib, supaya kita bisa bicara panjang lebar,” tambah papi.
“Baik, Mi, Pi,” jawab Mbak Didi sambil mengangguk pelan.
“Lalu, apa rencana kamu ke depannya, Didi? Sudah terpikirkan langkah-langkah yang akan diambil?” Tanya mami.
Mbak Didi menggeleng pelan, “Aku belum tahu pasti, Mi. Tapi aku akan merawat bayi ini. Aku berjanji akan melahirkannya dan membesarkannya dengan baik,” jawab Mbak Didi, matanya berkaca-kaca.
“Itu keputusan yang baik, Nak,” kata papi sambil tersenyum lembut, “Kami akan mendukungmu dalam segala hal.”
---
Subtitle: Rencana Bertemu Alfian
Mami lalu bertanya lagi, “Apa kamu tahu alamat rumah Alfian? Pernah ke sana?”