Bukan Lelaki Arimbi

Shinta Larasati
Chapter #34

Tidak Ada Kata Lain Selain Putus

Hari ini pekerjaan kantor lumayan menumpuk. Sejak jam sembilan pagi sampai di kantor, Arimbi sama sekali tidak bisa berdiri meninggalkan kursi kerjanya. 


Mulai dari email dan fax order iklan yang datang dengan deadline timeline tayang yang ketat, lalu beberapa kali meeting dengan beberapa media after lunch time, kemudian undangan media gathering setelah office hour.



[SMS received] Hans: Pulang jam berapa hari ini?

[SMS delivered Arimbi: Agak malam. Ada apa?

[SMS received] Hans: Mau ngajak kamu ketemu. Aku kangen.

[SMS delivered] Arimbi: Aku sibuk banget hari ini.

[SMS received] Hans: Habis itu main ke rumah.

[SMS delivered] Arimbi: Sorry aku gak bisa

[SMS received] Hans: Kamu kenapa sih? Kalau Mami Papi kamu suruh aku datang aku pasti langsung dateng.

[SMS delivered] Arimbi: Maksudnya apa ya?

[SMS received] Hans: Pulang kantor ke rumahku saja


“Heh? Ke rumah? Biar kaya waktu itu kejadian lagi? Emang gw cewek apaan?” Gumam Arimbi.


[SMS delivered] Arimbi: Naik apa? Macet. Gak.

[SMS received] Hans: Taksi aja. Kamu sampai jam berapa?

[SMS delivered] Arimbi: Gak bisa, lagi sibuk banget. Gak tahu sampai jam berapa.

[SMS received] Hans: Sampai malam banget emang?

[SMS delivered] Arimbi: Iya malem banget. Udah dulu ya.

[SMS received] Hans: Gak mau ah.


“Hadeh, ini cowok. Nyebelin banget sih,” gumam Arimbi dalam hati. “Ganggu banget deh.”


[SMS received] Hans: Jam delapan malam aku sampai di kantor kamu.

[SMS delivered] Arimbi: Bye, sorry lagi sibuk banget nih aku.

[SMS received] Hans: Kamu lagi sama cowok ya?

[SMS delivered] Arimbi: Lagi kerja. Posesif.

[SMS received] Hans: Bohong.


Arimbi rasanya sudah pengen menangis. Kerjaan kantor hari ini sedang lumayan membludak. Sementara si Penjaga Kubur ini terus menerus meneror dirinya dengan serbuan-serbuan SMS yang sangat mengganggu dan tidak penting sama sekali.


[SMS delivered] Arimbi: Kamu tu gak ada kerjaan lain selain ganggu aku ya?

[SMS received] Hans: Hahaha… Jangan sedih, aku bakal neror kamu terus selama kamu hidup.


Arimbi sudah merasa sangat give up dengan perlakuan Hans. Memang sepertinya sudah harus diselesaikan saja hubungannya dengan Hans secepatnya. Harus secepatnya. Daripada akan semakin merusak waktu dan mood Arimbi. 


“Sakit nih cowok. Atau ketemu aja langsung hari ini ya? Biar langsung gw putusin hari ini juga,” Arimbi berkata dalam hati. 


[SMS delivered] Arimbi: Jam delapan oke.

[SMS received] Hans: Hahaha… Gitu dong, Neng. Oke, see you.

[SMS delivered] Arimbi: Sip!


Semakin hari Arimbi bukan semakin sayang kepada Hans, namun sebaliknya malah semakin jijik. Apa saja yang dilakukan oleh Hans, entah itu hal baik atau bahkan memang sebaliknya, justru membuat perut Arimbi selalu mual karena merasa jijik.


***


[SMS received] Hans: Aku udah di parkiran. Jangan lama-lama.

Lihat selengkapnya