Bukan Lelaki Arimbi

Shinta Larasati
Chapter #37

Arimbi Dan Yerry

Sama seperti hari sebelumnya, pekerjaan di kantor menumpuk. Arimbi sangat dibuat sibuk dengan berbagai email yang masuk ke inbox, fax, telepon, meeting luar kantor dan meeting dengan team internal di kantor. Kesibukan hari ini membuat Arimbi sedikit bisa melupakan masalah yang sedang dihadapinya.


Hingga kemudian jam setengah enam sore menjelang jam pulang, ponselnya berbunyi. 


[SMS received] Yery: Rimbi, do you wanna meet me tonight? Are you still busy? 

[SMS delivered] Arimbi: Hi. Yup, still busy. What time? 

[SMS received] Yery: Sekelarnya kamu aja. 

[SMS delivered] Arimbi: Kalau jam tujuh kira-kira gimana, kamu bisa gak?  

[SMS received] Yery: Aku bisa. Mau ketemu di mana? 

[SMS delivered] Arimbi: Di tempat yang bisa sekalian ngopi sama sekalian makan yuk. Aku laper deh. Kamu mau gak?  

[SMS received] Yery: Hayuk aja. Di mana itu ya?

[SMS delivered] Arimbi: Mau di Setiabudi? Aku lagi pengen sushi.  

[SMS received] Yery: Di tempat sushi gak bisa ngopi. Atau abis makan sushi kita pindah ke tempat ngopi?

[SMS delivered] Arimbi: Iya, aku mau.   

[SMS received] Yery: Kamu mau aku jemput?

[SMS delivered] Arimbi: Mau. Tapi kasian kamu nanti malah jadi muter.

[SMS received] Yery: Gak apa. Naek motor juga kan, jadi cepet.

[SMS delivered] Arimbi: Kita langsung ketemuan di sana aja.  

[SMS received] Yery: Oke. Jam tujuh ya, di Setiabudi kita makan sushi.

[SMS delivered] Arimbi: Yap.

[SMS received] Yery: See you soon.

[SMS delivered] Arimbi: See you very soon.


Arimbi refleks mengarahkan pandangannya ke kaca mejanya. Memandangi wajahnya yang dipenuhi dengan semu kebahagiaan. Kebahagiaan karena nanti akan bertemu dengan Yerry. 


Dengan bertambah semangat Arimbi segera menyelesaikan pekerjaan kantornya. 


***


Tepat jam enam, Arimbi sudah merapikan mejanya. Memeriksa barang-barang miliknya agar jangan sampai tertinggal di meja. Handphone, dompet, bedak, lipstik.. Semua sudah aman berada di dalam tas tangannya.


“Udah rapih aja, Rim, jam segini. Pasti mau pergi janjian sama cowok niiii,” suara Ghea terdengar cukup nyaring dari ujung cubicle


“Haha.. Rese lo, Ghea,” sahut Arimbi.


“Mau pergi ke mana sih? Janjian cama capaaa?” Tanya Ghea.


“Mau tau aja apa mau tau banget lo,” jawab Arimbi.


“Hahaha. Ati-ati bok, masih macet ni secara masih jam enam.”


“Yoi. Thank you, thank you. Gue naik taksi ke arah Setiabudi nih.”


Lihat selengkapnya