Bukan Lelaki Arimbi

Shinta Larasati Hardjono
Chapter #40

Situasi Di Rumah

Keesokan paginya, Arimbi bangun dengan hati berbunga. Kata-kata Yerry semalam membuatnya terus tersenyum.


“Lama-lama gue jadi kayak orang gila nih, bawaannya maunya senyum melulu, hehe,” gumam Arimbi dalam hati sambil menertawakan diri sendiri.


Sembari membayangkan wajah Yerry, Arimbi kemudian meraih ponselnya, lalu membaca semua pesan SMS dari Yerry satu per satu. Dari pesan singkat yang paling lama telah lewat, sampai dengan yang paling baru.


Tidak ada yang istimewa sebetulnya dengan kata-kata yang tertera pada pesan singkat dari Yerry. Namun Arimbi menyukainya. Tidak satupun SMS dari Yerry yang dihapus dari telepon genggam Arimbi.


Arimbi memang tipe orang yang gemar menyimpan barang-barang, atau hal-hal yang berbau kenangan. Bukan saja SMS-SMS dari Yerry yang disimpannya, namun tiket-tiket ketika nonton film di bioskop berdua, juga bon-bon ketika makan atau sekedar ngopi di cafe berdua dengan Yerry, semua disimpan rapi oleh Arimbi di dalam sebuah kotak kecil.  


Bagi dirinya setiap barang-barang tersebut mempunyai cerita-cerita tersendiri.


—-


Arimbi masih betah meringkuk di bawah selimut sambil memeluk guling. Rasanya hari ini malas sekali untuk beranjak dari tempat tidur dan bergegas bersiap ke kantor.

        

Kemudian perlahan diletakkannya kembali ponselnya di samping bantal. Beberapa kali Arimbi membolak-balikkan badannya karena dipenuhi rasa malas. 


Hari ini dia hanya ingin membayangkan, dan berkhayal yang indah-indah tentang Yerry. Berandai-andai tentang masa depan di mana Yerry berada di dalamnya, menjadi aktor utama berdua dengan dirinya.


Masih tetap berada di bawah selimut, Arimbi melirik jam dinding di kamarnya. Sudah jam enam lewat sepuluh. Biasanya dirinya sudah selesai mandi, dan sedang bersiap-siap untuk berangkat ke kantor.


—-


Arimbi melangkah ke luar dari kamar mandi. Mengikuti keinginan hatinya, Arimbi tidak pergi kerja hari ini. 


Entah mengapa, sifat impulsif Arimbi mendominasi pagi ini. Sepertinya pergi jalan-jalan sendirian lebih menggoda, dan menarik untuk dilakukan, dibandingkan harus berkutat dengan pekerjaan kantor yang sering mulai terasa melelahkan.


Rencana destinasinya pagi ini, adalah sebuah mall di daerah P*nd*k *nd*h. Di dalam mall tersebut, Arimbi bisa melakukan banyak hal yang digemarinya. 


Beli baju, atau beli aksesoris yang lucu-lucu, atau lipstik, kemudian makan bakmi, ditutup dengan duduk ngopi. Semuanya sendirian…

 


 “Pamit ya, Mi,” kata Arimbi berpamitan.


 “Kamu gak ngantor hari ini, Rimbi? Ini sekarang mau ke mana?” Tanya Mami.


“Gak, Mi. Aku izin dari kantor hari ini. Ada yang mesti aku lakukan hari ini,” jawab Arimbi sekenanya.


 “Mau ke mana sih? Ditanya sama orangtua kok jawabnya begitu?” Tanya Mami lagi.


 “Mau jalan-jalan aja sendirian, Mi. Pengen cari baju sama anting-anting.”


 “Oh baru gajian ya?” Mami bertanya lagi ingin tahu.


 “Hehe, iya, Mi. Mami mau nitip apa?”


Lihat selengkapnya