Bukan Mandul

Mambaul Athiyah
Chapter #3

3 # 12 Juli

Sendiri di dalam kamarnya yang sengaja didekorasi dengan gaya Shabby Chic Dara menarik-narik beberapa ujung rambutnya. Boneka Cepot dengan blankon khasnya menatapnya lekat seolah mentertawakan Dara.

"Hih. Pake ngeledek, Loe. Cepot," rutuk Dara kesal. Tangannya menyentil ujung hidung Cepot. Pikirannya sekarang terbang kemana-mana, adakalanya ke Bulan atau Mars. Aih. Kenyataan yang baru diketahuinya tentang Bayu membuat Dara kebingungan.

"Jadi, selama ini dia bosku dan dia diam aja?"

"Kenapa aku bisa bego banget, sih?" Tangan Dara yang gatal menggaruk kepalanya kemudian menelungkupkan wajahnya di atas meja belajar di kamarnya.

"Ah, aku akan coba memancingnya." Dara mengambil ponselnya, mencari kontak Bayu dan mulai mengirimkan pesan.

[Bayu. Bisa nitip pesan, gak?] Mata Dara menatap layar ponsel itu. Tanda centang biru dan dia menunggu respon Bayu.

[Pesan? Buat siapa, Ra?] tanya Bayu balik. Dara terlihat sedang mengetik jawaban balasan di layar itu. Sementara Bayu menunggu jawaban, Dara mengatur taktik.

[Pesan buat bos kita, Bay. Mau ketemu.] Di kamar Bayu, tangannya hampir saja refleks melempar ponsel karena saking kagetnya.

[Emang ada perlu apaan?]

[Ntar kusampein sendiri aja] Bayu berusaha menutupi jati dirinya. Dia tak mau membuat Dara kelimpungan. Setidaknya tidak untuk saat ini.

[Tapi ini penting, Yu. Aku tadi nabrak bemper mobil bos dan ... sangat tak sopan kalau aku enggak ngomong ke beliau.] Dara menunggu jawaban lagi. Kali ini jawaban Bayu membuatnya tertawa terbahak-bahak.

[Enggak usah ketemu dia. Bos kita sangar, kumisnya bak kumis pedagang sate Madura, belum lagi wajah galaknya, kalah deh emak-emak yang kehilangan Tupperware.] Asli, jawaban Bayu membuat Dara tak henti tertawa.

[Koplak, Loe, Yu. Dipecat boss tahu rasa, Loe.]

[Ye, mana berani Bos mecat gue. Yang ada dia bakal kasih gue bonus gede soalnya ngenalin pegawai kece dan rajin macam, Loe.] Dara tersenyum membaca pesan itu. Dia lega, itu artinya dia enggak bakal dipecat Bayu.

[Tapi, Bempernya?] Dara masih tak percaya Bayu tetap membohonginya.

[Tenang, bawain nasi bakar isi teri aja. Bos pasti suka] Bayu mengirim isi hatinya sendiri.

"Dih, itu kan, kesukaan dia sendiri. Dasar! Dikiranya aku sebodoh itu," gumam Dara. Sambil menimbang-nimbang sebuah balasan, akhirnya Dara memilih berpura-pura mempercayai alasan Bayu.

Lihat selengkapnya