Bayu masih saja sebal setelah kedatangan Ratih yang difasilitasi Mamanya. Padahal Bayu sudah bertekad tidak akan kembali kepada Ratih karena wanita itu jelas menolaknya demi lelaki lain. Sebetulnya bukan itu saja alasannya, hatinya sudah tertambat kepada wanita lain.
Namun, Bayu sekarang kebingungan. Dara sepertinya sudah akan memergokinya sebagai bos di kantornya yang selama ini ditutup-tutupi.
Bayu menyadari bahwa kesalahan kecil akan berubah besar kalau ditambahi lagi dengan kesalahan kecil lainnya yang banyak. Dia sudah menyadari itu, masalahnya dia begitu malas untuk mencari cara mengaku kepada Dara. Banyak pertimbangannya. Selama ini Dara mengenalnya sebagai Bayu yang eplekenyes, demen ngocol, suka aneh kalau sama Dara, nah, kalau mengaku bisa jadi nanti dia akan kehilangan sifat itu dan berubah jadi bos dingin kepada Dara seperti dia selama ini kepada anak buahnya.
Sebuah sikap yang ditanamkan Ndoro Ayu Laksmi kepadanya karena seorang pemimpin harus bisa menjaga imagenya di depan anak buah. Tidak gampang melempar canda seenaknya. Bersama Dara, Bayu seperti bisa menjadi dirinya sendiri yang bebas dari kekakuan dan bisa memilih pilihan ekspresi saat bersama seseorang tanpa harus mengingat kedudukannya sebagai ningrat, sebagai bos perusahaan dan sebagai anak kaku yang harus menekankan semua pada tata krama baku yang timpang di matanya.
Bayu yang sejak kecil diajarkan menurut tiba-tiba menjadi kritis dan mempertimbangkan banyak hal saat melihat Dara. Ternyata ada seseorang yang bisa bersikap begitu bebas tanpa kuatir melanggar kesopanan. Dia hanya menunjukkan kebaikan dan empati. Bukankah itu sama?
Karena itu Bayu begitu kebingungan. Dia juga takut jika hatinya semakin tertambat kepada Dara maka akan susah baginya membawanya ke depan sang Mama.
***
Setelah insiden Nasi Bakar yang sengaja sebagai pancingan agar Bayu mau mengaku, Dara mulai menjaga jarak dengannya. Bagaimana tidak, saat itu dia melihat Bayu, Ndoro Ayu Laksmi dan seorang perempuan muda dan cantik di depan lobi. Dara akan mengantar salah satu kolega yang selesai meeting dengannya dan tanpa sengaja melihat mereka bertiga. Sikap Bayu yang sopan kepada sang perempuan paruh baya membuatnya tahu bahwa pasti itu sang Mama. Perempuan di sampingnya bisa jadi ... seseorang yang disiapkan untuk Bayu.
"Hmm. Benar. Lelaki seperti dia pasti sudah ada yang punya." Seketika hati Dara merasa pias. Ada yang sakit di sana. Dara meraba hatinya dengan kedua tangan lalu menggeleng.
"Kenapa aku jadi kagak jelas gini. Bayu kan, bukan siapa-siapaku."