Setelah Dara meninggalkan tempat parkir, dia teringat kata-katanya kepada Bayu perihal 'Lo-gue-end' itu. Dara menggaruk kepalanya lalu menggeleng kepalanya cepat. "Emang selama ini kita ada hubungan? Ngapain pake end segala?" gumamnya.
"Lagipula mana ada pertemanan end. Mau berantem kek gimana pun, tetap saja teman ya teman. Kecuali berteman sama musuh, baru beda. Atau malah musuhan sama mantan, nah, itu, nyahok." Dara kemudian membekap mulutnya sendiri takut ada yang mendengar gumamannya yang agak kasar itu
"Dilarang mengumpat, Dara." Dara mengelus dadanya sendiri lalu mengembuskan napas.
"Semangat!" ucapnya lalu kembali melangkah. Belum sampai ke depan lobi dari arah samping kantor seseorang memanggil namanya dengan keras.
"Dara!" Lalu disusul suara lelaki itu berlari.
"Syukurlah kamu belum pulang. Ikut aku, mau ngaku sedikit sama kamu." Bayu memasang wajah memelas, kedua tangannya menangkup di depan dada.
Melihat wajah Bayu yang seperti itu Dara merasa tidak enak hati. "Dia jadi mirip Stitch yang ketangkap basah makan kelapa Lilo," bisik Dara dalam hati.
"Belum lagi bulu-bulu di kepala boneka itu yang menggemaskan asal enggak berubah jadi monster." Lalu Dara menutup mulutnya sendiri.